Page 32 - 1. Majalah REI Edisi FEBRUARI 2024
P. 32

PROPERTI SYARIAH


                 Perbankan Belum Miliki Tolok Ukur



               Pembiayaan Properti Syariah



                                                                memberikan pemahaman tersebut, baik
                                                                dari perbankan, pendidik, ulama dan de-
                                                                veloper syariah.
                                                                   “REI juga berencana untuk terus
                                                                melakukan edukasi dengan bekerjasama
                                                                dengan beragam  stakeholder untuk
                                                                meningkatkan literasi masyarakat soal
                                                                properti syariah. Di beberapa daerah
                                                                properti syariah makin bertumbuh, salah
                                                                                                 ROYZANI SJACHRIL
                                                                satunya karena dukungan pemerintah   WAKIL KETUA UMUM
                                                                untuk mengembangkan industri halal,”   DPP REI
                                                                jelasnya.
                                                                   Menurutnya, di dalam Islam segala hal sudah diatur secara sempurna
                                                                termasuk soal berbisnis, tidak terkecuali bisnis properti. Ada akad-akad
                                                                pembiayaan yang tidak merugikan pihak lain. Namun selama ini properti
                                                                syariah diakui baru dikenal dari sisi perbankan saja yang menawarkan per-
                                                FOTO-FOTO: ISTIMEWA  bankan syariah tanpa bunga.
                                                                   Lebih jauh, Owner Mahatama Group itu berharap dalam jangka panjang
                erbankan dinilai belum memiliki tolok ukur yang jelas dalam mem-  developer yang mengembangkan properti syariah khususnya perumahan
                berikan pembiayaan khususnya kepada pengembang properti sya-  tidak sekadar memakai embel-embel syariah tetapi juga memahami betul
                riah. Hal itu menjadi tantangan terbesar bagi pembiayaan  properti   hukum muamalatnya.
          Psyariah di Tanah Air.                                   “Kasus penipuan properti berkedok syariah yang terjadi beberapa
              Penegasan tersebut diungkapkan Wakil Ketua Umum DPP Realestat   waktu lalu bukan saja merugikan masyarakat, namun juga merusak citra
           Indonesia bidang Pembiayaan dan Perbankan Syariah, Royzani Sjachril di   pengembang properti syariah yang menjalankan bisnis sesuai syariat,” tegas
           Jakarta, baru-baru ini.                              pengembang asal Kalimantan Selatan itu.
              Dikatakan, selama ini perbankan masih belum memiliki tolok ukur yang   Properti syariah merupakan jenis investasi yang berlandaskan prinsip-
           jelas  dalam  memberikan pembiayaan khususnya kepada pengembang.   prinsip syariah Islam yang melarang riba (bunga) dan transaksi spekulatif
           Apalagi, saat ini banyak perbankan yang sangat ketat bahkan cenderung   yang bersifat merugikan salah satu pihak dalam transaksi.
           pilih-pilih dalam memberikan pembiayaan properti termasuk di segmen
           syariah.                                             Katalis Positif
              “Saya rasa ini memang untuk mitigasi risiko sehingga perbankan terlalu   Mengenai pembentukan dan  beroperasinya  Bank  Syariah  Indonesia
           ketat bahkan cenderung kaku. Oleh karena itu, seharusnya ada tolok ukur   (BSI), Royzani menyebutkan penggabungan bank-bank atau unit syariah
           yang jelas berdasarkan progres dan juga kemajuan pengembang. Jadi ja-  bank plat merah menjadi BSI menjadi katalis positif bagi pertumbuhan
           ngan (penilaian) dipukul rata,” jelasnya.            properti syariah di Indonesia. Meski dia tidak memungkiri bahwa kehadiran
              Di sisi lain, Royzani juga meminta pengembang properti syariah untuk   dan pelayanan BSI perlu terus dimaksimalkan.
           tidak juga memukul rata perbankan. Boleh jadi memang ada perbankan   “Persoalan lain adalah masalah-masalah tentang pemahaman fiqih dan
           yang sangat ketat dan kaku, tetapi ada juga yang lebih longgar. Ada daerah-  akad yang beragam, serta adanya oknum-oknum yang kerap mengatasna-
           daerah yang lebih mudah mendapatkan pembiayaan syariah, namun ada   makan properti syariah namun berlaku tidak sesuai kaedah syariah,” tegasnya.
           pula daerah yang sulit.                                 Selain memberikan edukasi soal konsep syariah sendiri dan berbisnis
              Hal itu terjadi karena wilayah Indonesia yang sangat luas dengan   yang sesuai syariah, ke depan REI juga berencana menggandeng BSI untuk
           semangat otonomi daerah. Selain itu pemahaman banyak pihak tentang   melakukan expo dan kegiatan edukasi.
           properti dan pembiayaan syariah juga belum optimal.     Menurutnya, saat ini di Kalimantan dan Sumatera mulai banyak pengem-
              “Tantangan lain adalah soal edukasi, baik itu untuk perbankan maupun   bang yang membangun properti berkonsep syariah. Ditambah lagi, BTN
           masyarakat mengenai konsep syariah. Saat ini pemahamannya masih se-  Syariah sudah tersebar di banyak daerah sehinggga turut membantu pro-
           potong-sepotong dipahami oleh masyarakat termasuk oleh umat Islam,”   perti syariah tumbuh berkembang.
           ungkap Royzani.                                         “Kami berharap pemerintah baru mendatang memberikan dukungan
              Oleh karena itu, perlu sosialisasi secara terus-menerus dan penetrasi   untuk industri halal atau ekonomi halal di Indonesia, apalagi dengan umat
           pasar yang efektif kepada masyarakat mengenai pemahaman syariah de-  muslim terbesar di dunia harusnya Indonesia masuk lima besar dalam per-
           ngan baik. Dia juga menyebutkan perlunya peran banyak pihak untuk   ekonomian halal,” pungkas Royzani. (Teti Purwanti)




           32      |     Edisi 206,  F ebruari 202 4   |   Real Estat   Indonesia
           32   |  Edisi 206, Februari 2024  |  RealEstat Indonesia
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37