Page 34 - 10. Majalah REI Edisi Oktober 2023
P. 34
TREN PASAR
PANDEMI USAI, KEBUTUHAN RUANG
BISNIS KEMBALI MENINGKAT
PANDEMI COVID-19 TELAH BERLALU. SITUASI SULIT AKIBAT ADANYA “Pasca pandemi ini, ruko menjadi salah satu produk properti komer-
PEMBATASAN AKTIVITAS MASYARAKAT TERMASUK UNTUK BERUSAHA sial yang diminati. Lingkungan dan harga tentu menjadi beberapa faktor
TELAH MEMENGARUHI MINAT PEBISNIS ATAU INVESTOR UNTUK MEMBELI penentu dari pertimbangan masyarakat dalam memilih ruko. Selain itu,
UNIT RUMAH TOKO (RUKO). PASOKAN RUKO BARU JUGA SANGAT ruko yang diminati tentunya harus berada di lokasi yang sudah ramai
TERBATAS, JIKA TIDAK INGIN DIKATAKAN MINIM SEKALI. dan memiliki fasilitas lengkap di sekitarnya,” ujar Ali.
Wahyu Sulistio, Direktur PT Metropolitan Land Tbk. mengatakan
kebijakan work from home (WFH) juga ikut membuat pembelian ruko
amun memasuki semester II-2023, mulai terlihat beberapa meningkat di saat pandemi. Pasalnya, ruko bisa dijadikan sebagai tem-
pengembang besar mulai berlomba-lomba meluncurkan pro- pat bekerja oleh pelaku usaha, sambil tetap menerapkan protokol kese-
yek ruko untuk memenuhi kebutuhan ruang bisnis yang tinggi hatan.
Npasca menggeliatnya kembali ekonomi masyarakat. “Selama pandemi kami tidak terlalu agresif dalam menawarkan
Tapi berbeda dengan produk ruko sebelumnya, kini mayoritas ruko, meski permintaan ada. Tapi saat ini permintaan semakin meningkat
produk ruko baru yang diluncurkan sudah mengikuti perubahan perila- karena aktivitas ekonomi sudah berjalan normal dan itu menjadi oppor-
ku pasar pasca pandemi. tunity bagi developer,” ungkapnya.
Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch (IPW) menjelaskan Veri Y. Setiady, Founder dan CEO BLVEPRINT Destinations mengata-
tren bisnis properti memang terus mengalami perubahan dari tahun ke kan saat ini sebuah destinasi komersial tidak hanya fokus pada gourmet
tahun. Termasuk setelah pandemi usai, terjadi perubahan besar terhadap market dan culinary spot, tetapi juga harus diimbangi dengan beragam
pengoperasian bisnis antara lain masyarakat semakin gemar beraktivitas fasilitas lifestyle. “Konsep inilah yang akan kami wujudkan di Hampton
di luar ruangan (outdoor), sehingga tren bisnis F&B dan lifestyle harus me- Square,” jelasnya.
nyediakan ruang outdoor yang nyaman. Hampton Square dan Hampton Avenue Studio Loft di Gading Serpong
“Hal inilah yang dicermati oleh para pengembang untuk berinovasi merupakan salah satu proyek strategis yang sedang dikembangkan Pa-
dan bertransformasi dalam mengakomodasi kebutuhan ruang bisnis,” ramount Land sebagai lokasi membuka bisnis Food & Beverages (F&B).
ujarnya. Kedua area komersial ini berada di Manhattan District yang merupakan
Menurut Ali, pandemi nyatanya tidak membuat daya beli seluruh pusat bisnis terbesar di kawasan Gading Serpong, Tangerang.
masyarakat menurun. IPW mencatat masyarakat menengah atas masih Muhammad Nawawi, Direktur Utama Paramount Land saat ini
cukup aktif membeli produk properti komersial. Itu menunjukkan kawasan Gading Serpong telah berkembang menjadi sebuah kota yang
masyarakat masih memiliki daya beli di pasar properti selama pandemi. populer di Tangerang Raya dan Jabodetabek dengan populasi mencapai
Hanya saja, ungkapnya, saat itu kondisi pasar hanya terbatas pada pro- lebih dari 120 ribu jiwa (belum termasuk komuter). Kota ini terus
duk dengan rentang harga tertentu. Tetapi kini segmen pasarnya lebih bertumbuh secara pesat dengan lebih dari 30 klaster terhuni, fasilitas
beragam. kota yang lengkap, transportasi umum, jalan boulevard yang dilewati
lebih dari 15.000 kendaraan per jam, serta tingkat okupansi bisnis yang
sangat tinggi.
34 | Edisi 202, O kto ber 2023 | RealEstat Indonesia
34 | Edisi 202, Oktober 2023 | RealEstat Indonesia