Page 15 - 10. Majalah REI Edisi Oktober 2023
P. 15

K  K
                                                                                                             H
                                                                                                         I
                                                                                                         K  K
                                                                                                             H
                                                                                                               S
                                                                                                               S
                                                                                                              U
                                                                                                              U
                                                                                                         I


                                                                                                        TOPIK  KHUSUS     |  | |


                                                                                                       P
                                                                                                       P
                                                                                                     TO
                                                                                                     TO
                                                                                                                  S
                                                                                                                  S
                                                                                                                 U
                                                                                                                 U
                 Dia menilai, pasokan rumah untuk ma-
              syarakat berpenghasilan rendah (MBR) selama
              ini tidak banyak berubah dibandingkan pada
              era orde baru yakni hanya sekitar 200 ribu
              hingga 250 ribu unit per tahun. Realisasi
              tersebut hampir sama dengan capaian pem-
              bangunan rumah di tahun jelang kejatuhan
              Presiden Soeharto.
                 “Di zaman Pak Harto, sebelum beliau jatuh
              itu realisasi pembangunan rumah mencapai
              sekitar 190 ribu unit per tahun. Lalu apa beda-
              nya dengan sekarang?,” sebutnya.
                 Itu berarti, penyelenggaraan perumahan
              selama 9 tahun terakhir tidak berjalan baik.
              Panangian mengaku prihatin, karena tidak ada   PANANGIAN SIMANUNGKALIT            MULYA AMRI
              kerja nyata yang dilakukan Kementerian PUPR   PAKAR PROPERTI                 PENGAMAT PERUMAHAN
              untuk mengurangi angka backlog perumahan
              nasional.
                 Panangian juga menyoroti realisasi kredit
              pemilikan rumah (KPR) di Indonesia yang hanya   ling dekat dengan Indonesia seperti Malaysia   dukung  kepemilikan  rumah  untuk  MBR,
              Rp662 triliun atau 3% dari produk domestik   sebesar 10%.              terlebih 84% dari backlog atau kekurangan ru-
              bruto (PDB) nasional. Dibandingkan rasio KPR   “Idealnya sih kalau bisa mendekati 10%.   mah di Indonesia didominasi oleh MBR.
              terhadap PDB negara lainnya, Indonesia jauh   Tapi kan nggak mungkin. Paling tidak ya   Data Kementerian PUPR memperlihatkan
              tertinggal. Panangian membandingkan dengan   Rp40 triliun sampai Rp50 triliun atau tiga kali   jumlah backlog kepemilikan rumah di Indone-
              rasio KPR terhadap PDB Malaysia yang mencapai   lipat dari posisi sekarang. Yang jelas harus ada   sia mencapai 12,7 juta unit. Hal itu masih
              34%, Singapura 42%, bahkan  Vietnam sudah   penambahan anggaran,” kata Panangian.  ditambah data Badan Pusat Statistik (BPS) pada
              mencapai di atas 5%.                  Dia menilai tidak optimalnya kinerja   2020 yang menyatakan hanya 59,5% keluarga
                                                 Kementerian PUPR di bidang perumahan   menghuni rumah yang layak, sementara sisa-
              Penambahan Anggaran                selama ini karena kementerian itu tidak fo-  nya tinggal di rumah tidak layak huni.
                 Untuk memacu realisasi pembangunan   kus  mengurusi  penyediaan  rumah  rakyat.   Menurutnya, peran vital pemerintah dan
              perumahan, salah satu cara adalah dengan   Pemerintah justru membuat peraturan-pera-  lembaga perbankan sangat krusial untuk
              menambah jumlah anggaran subsidi peru-  turan yang sebenarnya tidak mereka pahami.  mengatasi  backlog. Dibutuhkan lembaga
              mahan. Anggaran subsidi perumahan saat   “Apa yang selama ini dikerjakan pemerin-  perbankan yang berkomitmen menyalurkan
              ini sekitar Rp20 triliun, berada jauh di bawah   tah di sektor perumahan rakyat itu kosong,”   kredit konstruksi dan KPR bersubsidi.
              subsidi pendidikan yang mencapai Rp570   kritik Panangian.                “Juga dibutuhkan adanya Penyertaan
              triliun. Itu berarti, anggaran subsidi peruma-  Arah senada diungkapkan Pengamat Peru-  Modal Negara (PMN) dan kecukupan modal
              han hanya 3% dari APBN. Bandingkan dengan   mahan, Mulya Amri. Menurutnya, keberpiha-  perbankan untuk mendukung cita-cita  zero
              negara-negara yang sudah maju atau yang pa-  kan pemerintah sangat penting dalam men-  backlog tersebut,” ujar Mulya Amri. (Rinaldi/Teti)
                                                                                     “Idealnya sih kalau bisa
                                                                                     mendekati 10%. Tapi kan
                                                                                     nggak mungkin. Paling

                                                                                     tidak ya Rp40 triliun
                                                                                     sampai Rp50 triliun atau
                                                                                     tiga kali lipat dari posisi
                                                                                     sekarang. Yang jelas

                                                                                     harus ada penambahan
                                                                                     anggaran.”






                                                                     FOTO-FOTO: ISTIMEWA
                                                                                       RealEstat Indonesia  |  Edisi 202, Oktober 2023   |   15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20