Page 13 - 10. Majalah REI Edisi Oktober 2023
P. 13
TOPIK UTAMA
Pemerintah diminta belajar dari aturan Banyak Tantangan
tentang badan pengelola kawasan siap Kementerian ATR/BPN mengakui, pengem-
bangun dan lahan siap bangun (Kasiba/Lisiba) bangan kawasan TOD di Indonesia masih
yang juga seperti TOD hanya melibatkan menghadapi sejumlah tantangan, termasuk
BUMN dan BUMD. Akibatnya, dari 200 titik dalam penyusunan kebijakannya. Kemudian,
kasiba/lisiba di seluruh Indonesia, hampir persoalan kelengkapan prasarana TOD yang
tidak ada yang berhasil. Sekali lagi, itu terjadi membutuhkan waktu, penentuan sistem dan
karena swasta tidak diajak terlibat, padahal simpul transit, serta tantangan yang bersifat
pengembang swasta memiliki kemampuan sosial.
dan sudah terbukti berhasil mengembangkan Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/
banyak kota baru (township) dan superblok di BPN Suyus Windayana mengatakan setidak-
Jabodetabek. nya terdapat empat poin utama yang perlu
diperhatikan dalam mengkaji aturan terse-
Butuh Koordinasi but.
Penyusunan konsep TOD memang ti- SUYUS WINDAYANA “Tantangan terbesar saat menerbitkan
dak sesederhana yang dipikirkan. Menurut SEKRETARIS JENDERAL kebijakan adalah memastikan bahwa produk
Hari Ganie, kawasan TOD sejatinya tidak KEMENTERIAN ATR/BPN yang dihasilkan harus unggul, berbasis bukti,
hanya sebatas lahan di inti stasiun, tetapi menjawab kebutuhan, dan memiliki nilai
juga menyangkut kawasan di sekitarnya dampak positif, maupun kerugian seminimal
dengan radius tertentu. Oleh karena itu, pe- tanggung (MBT) di perkotaan yang saat ini mungkin,” ujar Suyus dalam keterangannya,
ngembangan properti dengan basis TOD perlu mayoritasnya adalah generasi milenial. Tetapi baru-baru ini.
penguatan dari sisi konsep, aturan zonasi dan kalau melihat proyek hunian yang sekarang Menurutnya, TOD yang terus berkembang
regulasi pengaturan tata ruangnya. sedang dibangun di titik-titik TOD harganya su- di negara maju memperlihatkan daya dukung
Misalnya aturan mengenai pemanfaatan dah melambung. dan daya tampung yang tinggi sehingga
ruang di atas dan di bawah tanah, dimana Hal itu karena harga lahan di simpul mampu melayani aktivitas dan mobilitas
kemungkinan semua daerah di Bodetabek transportasi terutama di luar stasiun cenderung masyarakat dalam jumlah besar. Kondisi
belum memilikinya. Jakarta mungkin sudah semakin mahal. Oleh karenanya, swasta perlu tersebut menjadi contoh baik bagi negara
ada aturannya, tetapi apakah daerah lain se- dilibatkan sejak awal karena pengembang berkembang seperti Indonesia yang memiliki
perti Bekasi, Depok atau Bogor sudah siap regu- swasta memiliki kemampuan dalam hal peng- banyak kota besar dengan segala tantangan-
lasi tata ruangnya? adahan lahan. nya. (Rinaldi/Teti)
Lebih jauh, jelas Hari Ganie, TOD tidak
hanya menyangkut persoalan transportasi,
tetapi juga terkait dengan urban development.
Diantaranya masalah perizinan, pembebasan
dan kepemilikan tanah, analisa dampak ling-
kungan dan lain-lain. Hal ini penting sebelum
pemerintah menetapkan konsep TOD.
Hal terpenting lain, TOD adalah pengem-
bangan properti campuran atau mixed use
development yang terdiri dari perumahan,
kawasan komersial, perkantoran dan sebagai-
nya. Tetapi berada di dalam kawasan stasiun
transportasi massal yang ada jam operasional-
nya. Karena itu, butuh mekanisme koordinasi,
karena pengelola stasiun dan pemilik properti
adalah institusi yang berbeda.
“Semua masalah tersebut butuh koordinasi
yang baik. REI selalu siap jika diajak dari awal
terlibat dalam pembahasan detail mengenai
konsep kawasan TOD di Jabodetabek. Jangan
sudah ditentukan titik-titiknya dan pengelola-
nya, baru kami swasta diundang untuk men-
dengarkan. Padahal kita tidak tahu konsep
awalnya seperti apa? Apakah feasible dan
market friendly?,” tegasnya.
Menurut Hari Ganie, di kawasan TOD perlu
didorong lebih banyak pembangunan hunian
yang harganya terjangkau masyarakat. Jadi
targetnya adalah masyarakat berpenghasilan FOTO-FOTO: ISTIMEWA
RealEstat Indonesia | Edisi 202, Oktober 2023 | 13