Page 41 - 1. Majalah REI Edisi FEBRUARI 2024
P. 41
PERBANKAN
Lebih lanjut, Bank Indonesia juga memper-
kirakan suku bunga acuan Amerika Serikat
(AS) atau Fed Fund Rate (FFR) akan turun pada
semester II-2024.
Chief Economist BRI Danareksa Sekuritas
Helmy Kristanto juga memprediksi FFR ber-
peluang untuk turun pada kuartal II-2024. Hal
itu diproyeksi akan diikuti penurunan BI7DRR
pada kuartal III-2024 sebesar 50-75 bps.
“Penurunan suku bunga ini tentu akan
berdampak pada beberapa sektor seperti
properti dan perbankan. Sektor properti akan
tumbuh lebih baik, dan sektor perbankan
terkena dampak positif karena bank dapat
mencari sumber dana lebih murah untuk men-
cetak laba lebih tinggi daripada 2023,” ungkap
Helmy Kristanto.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk.
(BCA) berencana melakukan penyesuaian suku
bunga kredit (repricing) pada kuartal I-2024.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja
Terkait sektor properti, Destry juga melihat “Terjadinya penurunan mengatakan repricing diperlukan sebagai res-
peluangnya di 2024 masih sangat tinggi, di- pons terhadap tekanan dari tingginya suku
mana Indonesia diuntungkan dengan bonus suku bunga tersebut, bunga acuan.
demografi kelompok milenial yang mulai ba- “Penyesuaian suku bunga tidak besar, ka-
nyak mengambil KPR dengan NPL yang tetap juga dapat meningkatkan rena yang terpenting dunia usaha bisa menye-
terjaga. ruang Bank BTN untuk rap dan bergulir terus,” ujarnya.
Dia menjelaskan BCA tidak melakukan
Bunga Acuan menyalurkan kredit lebih repricing pada tahun lalu karena mempertim-
Seperti diketahui, Bank Indonesia kembali besar pada 2024. BTN bangkan profitabilitas dan fakta bahwa saat itu
menahan suku bunga acuan atau BI Rate di BCA memiliki pencadangan yang cukup besar
level 6% pada Januari 2024. Suku bunga de- menargetkan kredit pada untuk melakukan kompensasi kenaikan suku
posit facility saat ini berada di posisi 5,25% dan 2024 tumbuh di level bunga Bank Indonesia. Ketika itu, kata Jahja,
suku bunga lending facility sebesar 6,75%. BCA memiliki sumber dana yang memadai
Keputusan mempertahankan BI Rate itu 10%-11%. dari Obligasi FR (Fixed Rate) dan Surat Berharga
konsisten dengan fokus kebijakan moneter Negara atau SBN. (Rinaldi)
yang prostability yaitu untuk menguatkan sta-
bilitas NTR serta langkah preemtive dan forward
looking untuk memastikan inflasi terkendali di
2024 dan 2025.
Ini menjadi kali ketiga BI menahan bunga
acuan di level tersebut setelah sebelumnya
bank sentral tersebut menaikkan suku bunga
acuan pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin
(bps) dari 5,75%.
Selain itu, ada sinyal baik terkait kebijakan
moneter ke depan, sehingga BI memproyek-
sikan kemungkinan suku bunga acuan kembali
akan dipangkas dalam beberapa waktu ke de-
pan. Beberapa faktor yang akan mempengaruhi
kebijakan suku bunga acuan adalah seberapa
besar penguatan nilai tukar rupiah dan tingkat
inflasi.
“Ruang penurunan BI Rate ke depan masih
akan ada,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo da-
lam konferensi pers, baru-baru ini. FOTO-FOTO: ISTIMEWA
RealEstat Indonesia | Edisi 206, Februari 2024 | 41