ASPIRASI DAERAH

Dampak Corona, Pasar Properti di Banten Anjlok hingga 50%

Administrator | Senin, 19 Oktober 2020 - 11:48:17 WIB | dibaca: 445 pembaca

Foto: Istimewa

Sebagai salah satu daerah penyangga ibukota Jakarta, Provinsi Banten menjadi salah satu daerah yang terdampak dengan merebaknya pandemi Corona Virus atau Covid-19. Penjualan properti khususnya rumah pun makin tergerus, bahkan anjlok hingga separuh kondisi normal. 

Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Banten, Roni H. Adali mengatakan dampak di Banten bukan hanya karena lokasinya yang berdekatan dengan Jakarta, namun karena masalah ini sudah menjadi masalah nasional bahkan internasional.

“Semua sektor kini sudah terdampak, untuk properti terutama untuk segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sudah turun 50 persen dibandingkan tahun lalu. Kalau segmen komersial kondisi lebih parah lagi,” ujar Roni kepada Majalah RealEstat, baru-baru ini.

Menurut Roni, akibat masalah ini, sangat mungkin target pembangunan REI Banten turun drastis dan bukan hal yang mustahil pihaknya segera merevisi target. Sebab daya beli masyarakat di segmen bawah dipastikan akan semakin sulit, dimana sebagian besar justru kemungkinan akan menghadapi ancaman PHK.

Oleh sebab itu, Roni juga mengapresiasi langkah pemerintah untuk memberikan stimulan dengan kembali memberikan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dan Subsidi Selisih Bunga (SSB) mulai April 2020. Meski diyakini dengan kondisi sekarang stimulan itu tidak akan berdampak signifikan.

“Masalahnya adalah kondisi ekonomi dan juga daya beli MBR sangat lemah. MBR lebih mengutamakan kebutuhan pokok dibandingkan rencana membeli rumah, apalagi kalau sampai ada yang di-PHK oleh perusahaannya. Kondisi sekarang sangat berat untuk pasar rumah MBR,” keluh Roni.

Beberapa langkah sedang diupayakan REI Banten sehingga pasokan rumah subsidi di tahun ini dapat terserap, antara lain dengan mencoba menggandeng PNS dan TNI/Polri yang tidak terlalu terdampak akibat Covid-19 serta perusahaan-perusahaan besar sebagai target pasar. Setidaknya, pengembang tetap ada penjualan.

Roni mengatakan saat ini pengembang melakukan berbagai cara agar bisa bertahan, bukan lagi cari untung. Oleh karena itu, tidak sedikit pula pengembang di Banten yang sudah mengikuti program pemerintah untuk merestrukturisasi utangnya. Roni menyebutkan, beberapa pengembang telah mendapatkan penangguhan hutang hingga enam bulan.

Segmen Komersial
Sementara itu, bagi pengembang komersial juga banyak yang memberikan banyak promo sambil menunggu kemungkinan ada pembeli terutama investor yang masih mau membeli rumah.

Namun, menurut Roni, tujuannya pun sama untuk sekedar bisa bertahan saja. Dia menjelaskan saat ini banyak pengembang di Banten yang melakukan efisiensi dan juga mengikuti imbauan pemerintah untuk bisa bekerja dari rumah. Demikian pula kantor sekretariat DPD REI Banten hanya dibuka pada Selasa dan Kamis, sementara sisanya dilakukan secara online.

Ini mengingat di Banten ada beberapa daerah yang sudah ditetapkan sebagai zona merah. Menurut Roni, di kawasan zona merah, otomatis pengembang berhenti total, apalagi perbankan terutama BTN sudah secara sah menutup kantor cabang dan sangat selektif untuk memberikan kredit dengan kondisi seperti ini. Diprediksi penyebaran pendemi Corona akan selesai pada Juni atau mungkin hingga akhir tahun ini

“Kalau virus ini berlangsung lebih lama lagi, maka tahun ini mungkin akan menjadi tahun tersulit dalam sejarah pasar properti nasional,” kata Roni.

Bukan hanya properti residensial, pusat perbelanjaan di Banten pun ikut mengalami penurunan transaksi akibat minimnya pengunjung, bahkan sebagian besar sudah menutup operasional mall. Di sisi lain, dalam kondisi seperti sekarang, banyak pengembang yang memiliki modal besar mengambil kesempatan untuk memperbanyak cadangan lahan (land bank). Menurut Roni langkah itu sangat wajar sebagai antisipasi sambil menunggu properti pulih.

Selain itu, Roni juga berharap banyak pengembang yang bisa mengevaluasi diri dan perusahaan di saat seperti ini sehingga saat ekonomi dan properti membaik, perusahaan dapat bertumbuh lebih baik. (Teti Purwanti)