PEMBIAYAAN

BTN Buka Ruang untuk Salurkan Kembali FLPP di 2018

Administrator | Rabu, 12 September 2018 - 11:30:26 WIB | dibaca: 725 pembaca

Foto: Istimewa

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. siap membuka ruang untuk menyalurkan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada 2018. Kesiapan tersebut dilandasi realisasi kinerja perseroan selama tiga tahun dalam program Pembangunan Sejuta Rumah (PSR).

Komitmen tersebut juga untuk mendukung pencapaian target program nasional yang diinisiasi Pemerintahan Presiden Joko Widodo mengingat masih ada sekitar 11,4 juta lebih masyarakat Indonesia yang belum memiliki rumah. Direktur Utama Bank BTN Maryono berharap pada 2018 perseroan diizinkan kembali oleh Kementerian PUPR untuk menyalurkan KPR FLPP. Sebab, sebagai bank yang berfokus pada perumahan sejak 1976, perseroan terus berupaya mendukung PSR.

Maryono melanjutkan, dukungan tersebut dilakukan dengan menggelar berbagai langkah strategis, inovasi, dan transformasi. Berbagai aksi tersebut dilakukan untuk membantu pemerintah mengimplementasikan Nawa Cita ke-5 yakni menjangkau semakin banyak masyarakat memiliki rumah dengan harga terjangkau.

Dengan berbagai aksi strategis yang dilakukan Bank BTN, tambah Maryono, perseroan telah menyalurkan kredit perumahan untuk lebih dari 1,61 juta unit rumah terhitung sejak ditunjuk menjadi agen PSR hingga November 2017.

“Kami tetap berkomitmen mendukung program ini, sehingga kami membuka ruang untuk dapat menyalurkan kembali FLPP 2018 agar semakin banyak masyarakat bisa memiliki rumah dengan harga terjangkau dan memenuhi target program nasional tersebut. Ini adalah program pemerintah dan kami siap mendukung,” kata Maryono dalam diskusi dengan media di Sentul, Bogor, Minggu (24/12).

Dia berharap BTN diberikan izin untuk dapat kembali menyalurkan FLPP mendampingi bank lain untuk mendukung program pemerintah tersebut.

Seperti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melaksanakan kerja sama Perjanjian Kerja sama Operasional (PKO) dengan 8 bank nasional dan 32 bank daerah terkait penyaluran FLPP tahun 2018. Namun BTN tidak termasuk di dalam daftar bank penyalur FLPP tersebut.

Porsi Kredit
Diungkapkan, sejak ditunjuk menjadi bank pembiayaan dalam Program Sejuta Rumah pada 2015, Bank BTN selalu mencatatkan realisasi penyaluran kredit perumahan lebih dari target yang ditetapkan.

Misalnya, pada 2015, realisasi penyaluran pinjaman perumahan Bank BTN mencapai 110% dari jumlah yang dibidik atau setara 474.099 unit rumah. Begitu pula pada tahun berikutnya. Dari target sebesar 570.000 unit rumah, realisasi penyaluran kredit perumahan oleh Bank BTN telah mencapai 104,5% atau setara 595.540 unit rumah.

Hingga November 2017, Bank BTN tercatat telah menyalurkan kredit perumahan untuk 549.699 unit rumah. Realisasi tersebut tercatat melebihi separuh dari total realisasi seluruh agen PSR.

“Kami sebagai bank milik pemerintah terus berkomitmen memacu layanan dan kinerja agar semakin banyak masyarakat Indonesia bisa memiliki rumah. Dengan membuka ruang FLPP 2018, akan mempercepat dan mempermudah masyarakat Indonesia untuk memiliki hunian sendiri,” ujar Maryono.

CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda mengapresiasi langkah Bank BTN membuka ruang untuk kembali menyalurkan dana FLPP pada 2018.

“Rencana komitmen tersebut harus diapresiasi sebagai bentuk kepedulian Bank BTN terhadap penyediaan rumah rakyat. Dengan kembalinya Bank BTN dalam FLPP, maka para pengembang perumahan sederhana pun tidak perlu khawatir lagi dengan keberlangsungan pembiayaan perumahan, karena akan menambah besar porsi penyerapan kredit rumah ke depannya,” jelas Ali.

Menurut Ali, sejak BTN tidak lagi menyalurkan FLPP pada 2017, data IPW merekam sebanyak 33 bank lain penyalur FLPP hanya mengambil porsi sebesar 12,3% dari total dana pemerintah tersebut. Sebaliknya, secara total Bank BTN masih memegang porsi terbesar yakni 87,7% dari penyaluran FLPP.

Ali mengkhawatirkan belum terlibatnya Bank BTN dalam penyaluran FLPP 2018. Dia menilai kondisi tersebut akan membuat penyerapan FLPP akan terus merosot. Data November 2017 mencatat penyaluran FLPP baru mencapai 43,06% dari target atau hanya sebanyak 17.227 unit.

Angka tersebut, lanjut Ali, anjlok 61,8% secara tahunan (year-onyear/yoy). Demikian juga dari nilai penyaluran mengalami kemerosotan 55,6% yoy dari Rp 4,42 triliun pada November 2016 menjadi hanya Rp 1,97 triliun di November 2017.

Kepala Ekonom Bank BTN, Winang Budoyo mengatakan sektor perumahan di Indonesia masih memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan. Adanya dukungan pemerintah, bonus demografi, serta kebijakan relaksasi loan-to-value Bank Indonesia (LTV BI) terus mendorong pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) serta menjaga kualitas kredit.

Dengan potensi besar tersebut, didukung melesatnya kinerja Bank BTN dalam Program Sejuta Rumah selama tiga tahun terakhir telah membuat harga saham BBTN melesat sebesar 191%. Kenaikan tersebut jauh meninggalkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh di level 19% untuk periode yang sama.

Winang menyebutkan harga saham BBTN pada awal 2017 tercatat berada di posisi Rp 1.740 dan terus melesat mencapai titik tertinggi di Rp 3.350 pada 7 Desember 2017. Beberapa analis, tambah dia, menyebut target price bergerak di antara 3.300-4.000 dalam dua belas bulan ke depan.

“Potensi kenaikan harga BBTN masih terbuka lebar, apalagi melihat kondisi historis yang ada,” tutur Winang. RIN