TOPIK UTAMA

Ayo Bangun Homestay, Biayanya Diurus Bank Ini

Administrator | Rabu, 26 Juli 2017 - 13:58:34 WIB | dibaca: 2175 pembaca

Pengembangan Homestay skala besar bukan hal mustahil. PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BTN menjadi bank pertama yang menyatakan komitmen untuk mendukung pembiayaan bagi pembangunan 100.000 homestay dan 50.000 toilet publik di 10 destinasi pariwisata prioritas.

Dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk kesepakatan kerjasama bersama (MoU) dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Jakarta, akhir April 2016.

Ditemui Majalah RealEstat usai pembukaan Indonesia Property Expo (IPEX) 2017, awal Februari lalu, Direktur Utama Bank BTN, Maryono menegaskan kembali komitmen bank tersebut untuk membiayai pembangunan 100.000 unit homestay hingga 2019, dan 50.000 unit toilet untuk publik di kawasan wisata.

“Kami masih tetap komit, karena pengembangan industri pariwisata khususnya10 destinasi pilihan ini kan sesuai amanah Presiden RI sehingga menjadi tugas kita bersama,” kata Maryono.

Menurut dia, pihaknya siap membiayai kalau ada pengembang yang mau membangun homestay terutama di 10 kawasan wisata prioritas tersebut. Mengenai besaran suku bunga kredit akan disesuaikan dengan harga homestay yang mau dibangun. Kalau memang harganya sesuai batasan harga FLPP, maka sangat memungkinkan memakai KPR FLPP.

Kredit homestay yang disiapkan BTN dapat diperoleh melalui dua jalan yakni lewat kerjasama dengan Kementerian Pariwisata. Ini sedang dalam proses penyusunan role modelnya, sehingga belum ada realisasi. Kemudian kerjasama dengan BUMN yang bergerak di bidang pariwisata seperti ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) dan PT Patra Jasa (anak usaha Pertamina).

“Yang dengan BUMN kita sudah jalan, dan sudah banyak membiayai homsetay di Bali, Yogyakarta dan Lombok. Tapi belum banyak, baru sekitar 50 homestay,” jelas Maryono.

DIBAHAS BERSAMA

Managing Director Bank BTN, Handayani mengatakan tahun ini ada target dari Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk membiayai sekitar 20.000 homestay. Namun dia mengaku masih menunggu bagaimana pola kerjasama dengan investor swasta termasuk REI dalam pengembangan homestay.

“Kami pasti akan libatkan (developer), tapi memang kemarin itu memang kita masih dalam tahap diskusi dengan Kementerian Pariwisata mengenai bagaimana kolaborasi kerjasama dan model bisnisnya dengan developer,” ujar Handayani kepada Majalah RealEstat, disela-sela IPEX 2017.

Sejauh ini yang sudah berjalan adalah kredit yang berikan kepada pemilik homestay yang ingin melakukan renovasi. BTN memberikan pembiayaan untuk renovasi berupa KPR mikro dengan besar kredit maksimal Rp 75 juta dengan bunga 1%.

Sementara untuk bangun baru, berdasarkan rilis BTN, nilai kredit yang bisa diberikan BTN untuk satu homestay maksimal Rp 150 juta. Dengan uang muka 1%, bunga 5% dan tenor hingga 20 tahun. Syaratnya masyarakat mengajukan permohonan ke kantor BTN terdekat, dan tanah yang akan dijadikan homestay atas nama pribadi dengan luasan minimal 200 meter persegi.
 
Handayani menyebutkan, khusus untuk kerjasama dengan pengembang REI pihaknya ingin secepatnya bisa duduk bersama guna membahas syarat dan pola bisnis yang dapat dilakukan untuk mempercepat pembangunan homestay di destinasi wisata. RIN