Page 16 - 8. Majalah REI EDISI AGUSTUS 2024
P. 16
| TOPIK KHUSUS
PAJAK IPL BIKIN PASAR
APARTEMEN MAKIN TERPURUK
RENCANA PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) TERHADAP IURAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (IPL) DI RUMAH SUSUN ATAU
APARTEMEN DIKHAWATIRKAN BERDAMPAK TERHADAP MINAT MASYARAKAT UNTUK TINGGAL DI HUNIAN JANGKUNG. TERLEBIH, PASAR
APARTEMEN SAAT INI SEDANG TERTEKAN.
akil Kepala Badan Kajian Strategis DPP Realestat Indonesia yang sedang berjuang pulih. Istilahnya, kita ini (pengembang) ingin
(REI), Hery Sulistyono menegaskan rencana pengenaan membantu pemerintah untuk membawa banyak ‘telur emas’, tetapi
PPN pada IPL apartemen perlu dikaji ulang. Jika dipaksakan, jangan sampai angsanya justru mati,” kata Hery yang dihubungi.
W maka kebijakan itu dikhawatirkan akan menganggu dan Menurutnya, Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah
mempersulit pemulihan pasar apartemen milik (strata-title) yang ber- Susun (PPPSRS) dalam mengelola dan memelihara gedung apartemen
gerak flat dalam 3-4 tahun terakhir. membutuhkan biaya besar yang tidak bisa disamakan dengan penge-
“Masyarakat tentu akan menilai tinggal di apartemen itu ternyata lolaan IPL di rumah tapak (landed house). Sebagai organisasi nirlaba
mahal. Jadi, jangan sampai justru akan mematikan bisnis apartemen yang dibentuk secara swadaya oleh pemilik dan penghuni, PPPSRS
selama ini harus berjuang keras untuk mencari kebutuhan dana pemeli-
haraan gedung. Sementara jika apartemen tidak dirawat, ungkap Hery,
dikhawatirkan akan berdampak pada kenyamanan penghuni dan ber-
potensi menjadi bangunan kumuh, sehingga nilai apartemen jatuh.
“Kalau menjadi bangunan tak terawat, pada akhirnya akan menjadi
masalah juga bagi pemerintah,” katanya.
Selain itu, penyediaan rumah di perkotaan saat ini dituntut mengarah
ke hunian vertikal karena lahan yang semakin terbatas. Biaya transportasi
masyarakat pun lebih terjangkau, mengingat bisa menuju ke tempat kerja
secara berjalan atau menggunakan moda transportasi massal. Secara
populasi, jumlah penduduk yang tinggal di satu kawasan apartemen
seluas 1 hektar misalnya, tentu lebih banyak dibandingkan rumah tapak.
“Populasi yang tinggi akan mendorong perekonomian yang lebih
besar dan ini jadi benefit bagi pemerintah. Apalagi, pembangunan apar-
temen itu tingkat komponen dalam negeri atau TKDN-nya hampir 100%,
FOTO-FOTO: ISTIMEWA jadi turut andil dalam menggerakkan sektor riil,” pungkasnya.
16 | Edisi 212, Ag ustus 202 4 | Real Estat Indonesia
16 | Edisi 212, Agustus 2024 | RealEstat Indonesia