ASPIRASI DAERAH

Kiat REI Banten Kejar Target Pembangunan Rumah Subsidi

Administrator | Senin, 18 Februari 2019 - 11:55:21 WIB | dibaca: 652 pembaca

Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Banten, Roni H. Adali

Provinsi Banten yang menjadi satu diantara penyangga Ibukota Jakarta menjadi salah satu daerah paling favorit untuk pembangunan perumahan. Tidak terkecuali perumahan bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Di Banten, tahun ini ditargetkan pembangunan 15 ribu rumah bersubsidi.

"Di semester pertama lalu pembangunan memang agak melambat karena ada perubahan kebijakan dari pemerintah di awal tahun, dan kendala pasar lainnya. Kondisi ini terjadi di hampir semua  daerah,” kata Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Banten, Roni H. Adali kepada Majalah RealEstat, baru-baru ini.

Ditambahkan, hingga Juni 2018 pembangunan rumah subsidi di Banten baru mencapai 35% dari target. Namun REI Banten berusaha mengejar keterlambatan pembangunan di semester pertama. Di semester kedua 2018, menurut Roni, pihaknya sudah menyiapkan beberapa kiat untuk menggenjot pembangunan demi mencapai target pembangunan rumah rakyat.

Yang pertama adalah sinergitas stakeholder perumahan, baik pemerintah, perbankan, PLN, BPN, dan yang lainnya. Menurut Roni, selama hampir tiga tahun ini regulasi masih cukup baik, justru yang perlu diantisipasi adalah di tahun depan terutama jelang Tahun Politik.

Yang kedua, REI Banten komit untuk terus meningkatkan kompetensi pengembang. Hal ini, kata Roni, sangat penting apalagi banyak pengembang-pengembang baru yang bermunculan. Sehingga pengembang baru ini butuh mengembangkan potensi yang ada dan memahami regulasi yang berlaku saat ini.

“Makanya kami sangat mendukung program Diklat dari DPP REI. Pengembang baru biasanya belum menguasai strategi dan juga belum tahu regulasi yang ada, sebagai asosiasi tugas kami membantu anggota,” jelas Roni.

Untuk itulah pengembang baru ini butuh di didik agar bisa makin berkembang dengan pangsa pasar dan peluang yang ada. Misalnya saat ini banyak bank-bank penyalur FLPP baru seperti Mandiri, Taspen dan lain-lain yang kalau tidak diedukasi mungkin pasarnya tidak bisa diserap oleh pengembang.

Sedangkan yang ketiga adalah integritas pengembang. Menurut Roni, pengembang harus punya integritas, sehingga bisa meningkatkan dan menciptakan peluang. Selama ini, integritas sering dianggap remeh, padahal Roni menilai nama baik sangat penting di bisnis properti. Kepercayaan publik khususnya konsumen sangat mahal, sehingga perlu dijaga oleh seluruh pengembang.

Untuk pembangunan rumah MBR, meski banyak regulasi yang berganti, hingga akhir tahun ini dia berharap pemerintah tidak menghilangkan bantuan uang muka bagi MBR. Kemudian bantuan PSU sebagai stimulan bisa diperbanyak dan regulasi ke depan adalah yang berpihak kepada MBR.

Aturan LTV
Sebagai salah satu sentra pembangunan rumah komersial (nonsubsidi), REI Banten juga menyambut baik penerapan relaksasi Loan to Value (LTV) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) per 1 Agustus 2018.

Menurut dia, di Banten terutama Tangerang Selatan akan banyak pengembang rumah menengah atas yang akan menerima manfaat kebijakan itu. Namun, Roni belum bisa memprediksi berapa banyak dampak dari pelonggaran LTV dalam mendongkrak penjualan.

Sebelum LTV, Roni menjelaskan jika pasar rumah komersial di atas Rp 500 juta penjualannya cenderung lesu di Serang dan sekitarnya. Namun, di Tangerang Selatan, harga Rp 500 juta hingga Rp 1,2 miliar masih cukup banyak dibeli. Selain itu, optimisme juga ditambah karena biasanya pada semester II pasar akan lebih semarak, tidak seperti semester I yang cenderung wait and see.

Pada kuartal III 2017, berdasarkan riset Indonesia Property Watch (IPW), nilai penjualan perumahan di Banten mengalami peningkatan tajam sebesar 79% dengan total nilai penjualan mencapai Rp 530 miliar. Pertumbuhan tinggi juga diperlihatkan berdasarkan jumlah unit terjual, yaitu 124,6%.

Secara rinci, menurut Roni pada November dan Desember paling banyak terjadi penjualan. Di Banten peningkatan tajam penjualan perumahan mencapai sebesar 79% dengan total nilai penjualan mencapai Rp 530 miliar. Pertumbuhan tinggi juga diperlihatkan berdasarkan jumlah unit terjual, yaitu 124,6%. (Teti Purwanti)