ASPIRASI DAERAH

REI Jatim Harapkan Kenaikan Penjualan Properti Hingga 23%

Administrator | Selasa, 31 Agustus 2021 - 14:45:43 WIB | dibaca: 358 pembaca

Susilo Efendy, Ketua DPD REI Jatim

Pemerintah memastikan kalau stimulus bebas PPN diperpanjang hingga akhir tahun 2021. Hal ini disambut baik oleh Dewan Pertimbangan Daerah (DPD) Real Estat Indonesia (REI) Jawa Timur (Jatim).

Susilo Efendy, Ketua DPD REI Jatim mengatakan kalau pada masa awal stimulus ini, tidak banyak pengembang yang bisa ikut merasakan stimulus ini. “Kami sangat senan dengan perpanjangan PPN hingga akhir tahun sehingga akan makin banyak pengembang yang bisa merasakan stimulus ini,” harap Susilo. 

Susilo mengungkapkan pada awal stimulus, setidaknya 30% hingga 40% pengembang memanfaatkan stimulus ini. Adapun hingga akhir tahun setidaknya lebih dari 70% pengembang bisa memanfaatkannya.
 
Susilo menjelaskan kalau stimulus ini sangat membantu penjualan properti komersial di Jatim. Bahkan secara psikologis, banyak rekan-rekan pengembang yang makin bersemangat untuk membangun untuk bisa turut serta merasakan stimulus tersebut.

“Tanpa PPN, penjualan properti komersial sangat berat, apalagi ditambah pandemi,” jelas Susilo kepada Majalah RealEstat, baru-baru ini. 

Tanpa stimulus PPN, menurut Susilo, penjualan properti komersial lebih banyak pada kisaran harga hingga Rp1 miliar. Namun dengan adanya stimulus, residensial hingga Rp2 miliar ikut terdongkrak. Secara profil, sebagian besar konsumen yang memanfaatkan PPN adalah pekerja swasta dan juga milenial. 

Secara lokasi Surabaya, Sidoarjo, dan Malang menjadi daerah yang paling banyak dipilih konsumen. Susilo optimis hingga akhir tahun properti komersial juga akan terus bertumbuh, meski ada pengetatan PPKM. Susilo mengungkapkan kalau dengan Pengetatan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berjilid-jilid pada tahun lalu membuat pengembang lebih siap dan suda banyak belajar.

“Mungkin karena sudah terbiasa, harusnya kalaupun PPKM Darurat, pengembang sudah lebih siap, apalagi hingga saat ini pun rapat masih berlangsung online,” kata Susilo.

Ditambah lagi, tahun ini perbankan juga mulai merelaksasi aturan, tidak seketat tahun lalu, sehingga makin banyak konsumen yang bisa membeli rumah, tidak terbatas pada Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan Polri, serta pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saja. 

Di sisi lain, kata Susilo, DPD REI dan pengembang bisa terus bertransformasi agar bisa terus adaptasi dengan zaman. Pasalnya, ke depan Susilo tidak memungkiri berbagai hal bisa saja akan segera online apalagi dengan teknologi yang makin berkembang. Bukan cuma itu, pasca-pandemi banyak hal berubaha termasuk pasar, yang bukan hanya end
user dan investor, pengembang ke depan juga harus sigap dalam merespons pasar.

Di Jatim, selama beberapa tahun terakhir hampir sudah tidak ada masalah terkait perizinan. Kalau pun ada kendala, menurut Susilo bukan hal-hal klasik yang akan memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun seperti beberapa tahun silam.

Diharapkan Bertumbuh
Sama dengan sektor komersial yang diharapkan bertumbuh, sektor subsidi pun diharapkan bisa bertumbuh. Tahun lalu, DPD REI  Jatim berhasil merealisasikn  rumah  subsidi sebanyak  2000-an unit rumah. Adapun tahun ini, DPD REI Jatim berharap bisa membangun hingga 3.000 unit rumah, dengan reali- sasi pada paruh pertama 2021 sebanyak 1.000 unit.

“Secara keseluruhan,  kami berharap  sektor pro- perti bisa bertumbuh 10% hingga 25%,”jelas Susilo.

Namun, Susilo menjelaskan  kalau kemungkinan besar target tersebut akan dikontribusikan oleh proyek- proyek residensial, terutama rumah  tapak. Pasalnya apartemen,  perkantoran, bahkan  kawasan  industri yang diprediksi lebih awal pulih, belum bergerak. Lebih jauh, Susilo juga menjelaskan  kalau banyak industri yang tutup dan merelokasi pabriknya.

Menurut Susilo, saat ini lebih banyak industri yang merelokasi ke Jawa Tengah, karena harga yang lebih murah, termasuk juga Upah Minimum Regional (UMR) yang lebih murah.

“Masih terseok-seok  kawasan  industri  di Jatim, yang masih bagus hanya yang dekat dengan pelabuh- an,”kata Susilo. (Teti Purwanti) 
 
Sumber: