RISET

Tren Pasar Perumahan Tunjukkan Arah Membaik

Administrator | Rabu, 13 April 2022 - 09:43:18 WIB | dibaca: 321 pembaca

Foto: Istimewa

Kinerja pasar perumahan sepanjang tahun 2021 relatif lebih baik dibandingkan tahun 2020 dengan kenaikan unit terjual 27,3% dan kenaikan nilai penjualan 69,0%. Kondisi yang sama diharapkan tetap berlangsung di sepanjang tahun ini, ungkap riset Indonesia Property Watch (IPW).

Dalam riset Tren Perumahan Jabodetabek-Banten Q4-2021, IPW menyebutkan sepanjang 2021 pasar perumahan masih terkonsentrasi di segmen menengah-atas, namun di kuartal IV-2021 pasar mulai bergeser ke segmen yang lebih rendah.

“Kemungkinan pasar akan kembali ke segmen yang lebih ‘membumi’ dengan target end-user pada pergerakan pasar ke depan,” kata CEO IPW, Ali Tranghanda dalam paparannya, Senin (17/1/2022).

Disebutkan, unit terjual pada kuartal IV-2021 tumbuh 9,3% (qtq). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan penurunan yang terjadi pada nilai penjualan yang mengindikasi bahwa pasar bergeser ke segmen lebih rendah.

Kenaikan tertinggi harga rumah terjual rata-rata terjadi di Bogor sebesar 31,9% sebagai indikasi lebih banyak rumah terjual di segmen menengah-atas. Sedangkan penurunan tertinggi sebesar 38,7% terjadi di Tangerang dan sekitarnya sebagai indikasi minat pasar bergeser ke segmen lebih rendah.

Pertumbuhan penjualan rumah ready stock (sudah jadi) pada kuartal IV-2021 tumbuh tinggi 76,8% (qtq), melanjutkan tren pertumbuhan yang terjadi sejak program insentif PPN DTP diberlakukan pada 1 Maret 2020.

“Hal ini juga berdampak pada komposisi penjualan rumah ready stock yang naik menjadi 39,87% dibandingkan rumah indent 60,13%,” papar Ali.

Untuk segmen rumah, pergerakan pasar diperkirakan mulai bergeser ke segmen menengah setelah dalam tiga triwulan berturutturut didominasi oleh segmen menengah-atas.

Di kuartal IV-2021, komposisi penjualan rumah yang mendominasi adalah di segmen menengah dengan harga antara Rp300 jutaan sampai Rp1 miliaran.

Riset tersebut mengungkapkan, untuk pertumbuhan unit terjual, wilayah Tangerang dan sekitarnya, Bekasi, dan Jakarta mengalami penurunan tipis berdasarkan jumlah unit terjual. Kenaikan tertinggi terjadi di Depok sebesar 41,7%, diikuti Bogor, Serang, dan Cilegon.

Sedangkan untuk pertumbuhan nilai penjualan, wilayah Tangerang dan sekitarnya mengalami penurunan tertinggi nilai penjualan sebesar 38,7%, sedangkan kenaikan tertinggi terjadi di Bogor sebesar 81,0%.

Sementara itu, Flash Report Desember 2021-99 Group mengungkapkan bahwa wilayah Tangerang dan Jakarta Barat menjadi lokasi terpopuler yang paling diminati para pencari properti sepanjang 2021.

Dari total listing enquires rumah di Indonesia, presentase pencarian rumah di Tangerang sebesar 13,5%. Sementara lokasi terpopuler kedua adalah Jakarta Barat dengan presentase sebesar 11,4% diikuti oleh Jakarta Selatan 10%.

“Lokasi paling populer di 2021 adalah Tangerang,” kata Deputy CEO 99 Group Indonesia, Wasudewan dalam siaran persnya, Jumat (21/1/2022).

Rumah Seken
Flash Report 2021 tersebut juga menunjukkan perbaikan pergerakan harga rumah seken. Jika dibandingkan dengan periode sama pada 2020, tercatat kenaikan harga rumah seken sebesar 3,7% di tahun 2021 atau dengan indeks masing-masing 101,7 dan 105,5.

Makassar menjadi kota di Indonesia yang mencatatkan laju kenaikan harga tercepat secara tahunan yakni terekam sebesar 11,9% dengan nilai indeks 99,4. Di area Jabodetabek, secara month-on-month (bulan ke bulan), harga rumah di Depok naik 1,6%. Sedangkan, harga rumah di Tangerang dan Bogor masing-masing turun 0,2% dan 0,6% secara berurutan.

Secara year-on-year (tahunan), harga rumah rumah di Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Bekasi masing-masing naik 2,1%, 5,6%, 8,2%, 4,5%, serta 3,6% secara berurutan.

“Dari Flash Report ini diharapkan pebisnis properti maupun konsumen dapat mengetahui informasi relevan saat akan membeli maupun memasarkan huniannya,” papar Wasudewan.

Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) DKI Jakarta Clement Francis menuturkan, harga rumah mewah seken di Jakarta terkoreksi hingga 20% jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19. Dijelaskan, pasokan rumah seken di Jakarta masih lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan yang ada, sehingga mengoreksi harganya.

“Konsumen masih mendapatkan banyak pilihan rumah, maka dari itu harga rumah seken masih rendah tahun ini. Apalagi, saat ini banyak rumah yang dijual sejak 2021 belum laku juga,” ujar dia seperti dikutip dari Bisnis.com.

Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) memproyeksikan harga rumah seken di dalam negeri belum akan bergerak signifikan pada tahun ini. Pandemi Covid-19 masih menjadi penyebab utama rendahnya harga rumah seken di 2022.

Panangian Simanungkalit, Direktur Eksekutif PSPI, mengatakan bahwa harga rumah seken pada tahun ini belum akan tumbuh signifikan. Meski demikian, harga rumah seken di 2022 diyakini akan lebih stabil, dan mulai mengarah ke harga sebelum pandemi Covid-19 di 2019.

“Tahun lalu, kata dia, banyak rumah seken yang ditawarkan sekitar 10–15 persen di bawah harga pasar. Hal itu membuat harga rumah seken cenderung menurun. “Bahkan ada yang menjual di bawah NJOP, karena adanya kondisi kekurangan cash yang mendesak,” pungkasnya. (Rinaldi)


Sumber: