AKTUAL
Tingkat Hunian Hotel Di Bali Menuju Pemulihan

Perhimpunan Hotel dan Restoran (phri) Bali menyebutkan tingkat hunian ((occupancy rate) di bali selama periode liburan Juli-Agustus 2022 berada di level 65%. Angka tersebut masih di bawah target, tetapi telah memperlihatkan tren positif kebangkitan bisnis hotel di Pulau Dewata.
Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Ngurah Suryawijaya mengatakan capaian okupansi 65% tersebut berlaku secara regional di Bali. Namun, di beberapa daerah atau kawasan tingkat okupansi sudah ada yang berada di atas rata-rata regional tersebut.
“Seperti di kawasan Nusa Dua bisa mencapai 80%, sementara di Kuta 50%, serta Sanur dan Ubud sudah 60%. Sedangkan Candi Dasa masih sekitar 40% dan daerah Lovina kurang dari 40%,” kata I Gusti Ngurah Suryawijaya seperti dikutip dari Tribun-Bali.com.
Dijelaskan, kawasan Nusa Dua dan Canggu menjadi kawasan dengan tingkat okupansi tertinggi saat ini. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut didominasi dari Australia.
“Meski demikian, secara regional jumlah kunjungan wisatawan ke Bali saat ini masih di bawah target yang biasanya pada high season okupansi mencapai 80%. Pemulihan ini tidak bisa cepat, tetapi secara bertahap,” ungkapnya.
Managing Director The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita mengatakan tingkat kunjungan wisatawan selama semester I-2022 di kawasan The Nusa Dua yang dikelola Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) memang menunjukkan tren meningkat.
Disebutkan, tingkat kunjungan mencapai 224.053 di semester I-2022 atau tumbuh 185% dari 78.720 orang pada semester I2-2021. Kunjungan masih didominasi wisatawan domestik.
Tingkat hunian di kawasan The Nusa Dua juga terus menunjukkan pertumbuhan positif. Selama semester I-2022 tingkat hunian rata-rata kawasan meningkat mencapai 34,02% atau tumbuh 224% dibanding semester I-2021 yang hanya 10,50%.
“Tingkat okupansi kawasan selama periode Januari-Juni menunjukkan peningkatan positif didorong kunjungan wisatawan domestik dengan kebijakan pelonggaran mobilitas dan adanya sejumlah kegiatan MICE,” kata I Gusti Ngurah Ardita dalam keterangan persnya.
Pertumbuhan positif aktivitas perhotelan di Bali diungkap pula oleh Ketua PHRI Karangasem, I Wayan Kariasa. Seperti dikutip dari balitribune.co.id, dia menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan ke kabupaten itu perlahan mulai pulih pasca pandemi Covid-19.
Selain kondisi pandemi yang sudah mereda, perhelatan G-20 dan kebijakan PPLN dan PPDN yang sedikit melonggar juga membawa dampak positif bagi sektor pariwisata terutama bisnis hotel di Karangasem. Menurut I Wayan Kariasa, saat ini sebagian besar hotel di Karangasem mengalami peningkatan jumlah kunjungan. Dimana tingkat hunian rata-rata sekitar 45%. “Ratarata okupansi 45%, bahkan untuk hotel berbintang ada yang okupansinya sudah mencapai 75%,” jelasnya.
Kurator Wibhisana and Partner, Yudhi Wibhisana, mengatakan pandemi Covid-19 telah membuat pariwisata Bali terpuruk. Untuk itu, diperlukan upaya dan langkah yang strategis untuk memulihkan pariwisata dan perekonomian Bali.
“Upaya strategis untuk memulihkan pariwisata Bali harus dilakukan pemerintah bersama semua stakeholder terkait demi membangkitkan kembali perekonomian Bali,” ujar Yudhi Wibhisana lewat siaran persnya.
Paling tidak, kata dia, kunjungan wisatawan ke Bali dapat kembali seperti 2019 yakni wisatawan domestik mencapai 10,5 juta orang dan wisatawan mancanegara mencapai 6,3 juta orang. sebagai etalase pariwisata Indonesia, Yudhi meminta pemerintah pusat lebih memerhatikan kondisi pariwisata di Bali.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat tingkat kunjungan wisatawan mancanegara pada semester I-2022 hanya sekitar 371.504 orang. Hingga akhir 2022 kunjungan wisatawan mancanegara diperkirakan sekitar 1,5 juta orang.
Momentum G20
Sementara itu, PHRI Bali yakin pemulihan pariwisata Bali akan semakin cepat jika Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November 2022 berjalan lancar dan sukses. Menurut I Gusti Ngurah Suryawijaya, event G20 yang dihadiri oleh kepala negara dan kepala pemerintahan negara anggota G20 dan negara undangan menjadi momentum membangun citra positif pariwisata Bali kepada para delegasi G20. Negara-negara G20 memegang 80% perekonomian dunia.
“Jika event G20 pada November ini sukses, maka pemulihan pariwisata Bali bisa lebih cepat dari proyeksi awal di 2024 atau 2025,” kata dia.
Selain momentum G20, percepatan pemulihan pariwisata Bali dilakukan melalui promosi yang masif yang melibatkan kedutaan Indonesia di luar negeri, ambassador Bali yang tersebar di berbagai negara, agen travel di Indonesia dan luar negeri. “Semua kanal dan potensi dalam promosi kami manfaatkan,” jelas I Gusti Ngurah Suryawijaya.
Satria Wei, Head of Hospitality Services Colliers Indonesia, mengatakan tingkat hunian hotel di Bali akan terus meningkat karena pandemi yang makin mereda. “Meski peraturan yang terus berubahubah sesuai keadaan menjadi salah satu aspek yang sering menjadi pertimbangan wisatawan mancanegara,” katanya.
Namun Satria memprediksi ke depan minat wisatawan asing untuk datang ke Bali akan semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya permintaan yang masuk dari wisatawan asing untuk melakukan kunjungan langsung ke Bali pada Agustus, September, dan bulan-bulan berikutnya. Sinyal positif ini datang dari wisatawan asal Eropa dan Australia yang memang menjadi wisatawan unggulan di Bali.
“Dengan kondisi seperti ini, mereka masih memiliki antusias yang tinggi untuk dapat kembali berkunjung ke Bali menjelang akhir tahun 2022,” pungkas Satria Wei. (Rinaldi)
Sumber:

- 51 Tahun, REI Semakin Kuat dan Guyub!
- Anak Usaha Halal Industrial Park Sidoarjo Minati Toba Caldera Resort
- 73rd FIABCI World Congress Digelar di Miami 5-9 Juni 2023
- Kementerian PUPR Gelar Bimtek Bisnis Proses Perumahan
- Pengembang Masih Tunggu Kejelasan Harga Rumah Subsidi