INFO DPD REI
REI Sulbar Optimistis Target Pembangunan Rumah Tercapai
Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) Sulawesi Barat (Sulbar) di tahun ini menargetkan pembangunan 3.000 unit rumah ber-subsidi. Meski realisasi per akhir September baru 20%, namun REI Sulbar tetap optimistis target tersebut akan tercapai.
“Doakan saja, Insya Allah bisa tercapai hingga akhir tahun ini. Karena kita merasakan sekali pasar properti di Sulbar sudah mulai membaik,” kata Ketua DPD REI Sulawesi Barat, Fajar Bora kepada Majalah RealEstat Indonesia, baru-baru ini.
Untuk sektor rumah subsidi, menurut Fa-jar, sangat terbantu dengan adanya kampus baru Universitas Sulawesi Barat dan STAIN di Majene. Fajar menyebutkan banyak permintaan rumah di sekitar kampus tersebut. Bahkan dia menyebutkan pembangunan perumahan di sekitar kampus akan semakin masif sehingga signifikan membantu peningkatan permintaan hunian di Sulbar.
“Ada dari pegawai, dosen, dan juga orang tua atau orang-orang yang ingin memiliki hunian di sekitar daerah kampus tersebut. Namun animo masyarakat memang cukup tinggi,” jelas Fajar.
Baru saja pulih dari bencana, Fajar me-nyebutkan jika pemerintah daerah sangat koo-peratif untuk program pembangunan peru-mahan. Apalagi, Sulbar sebagai daerah terdekat dengan IKN Nusantara memiliki potensi pasar hunian dan perhotelan yang besar sekali.
Setali tiga uang, properti komersial juga ikut bertumbuh. Proyeksi Fajar saat ini porsi komersial dan subsidi adalah 1 banding 9. Secara rinci, untuk hunian paling banyak dicari adalah rumah dengan harga di bawah Rp300 juta.
“Rumah toko atau ruko juga mulai ber-tumbuh, mungkin karena ekonomi mulai menggeliat ruko mulai banyak dicari dari harga Rp500 juta hingga Rp1 miliar,” ungkap Fajar.
Dia berharap saat kondisi perekonomian makin membaik, sektor properti mulai bertum-buh. Oleh karena itu, Fajar juga berharap pemerintah bisa segera memberi kepastian kepada pengembang, terutama pengembang rumah subsidi terkait harga baru agar dapat lebih berekspansi.
Karena itu, pengembang REI Sulbar mendu-kung penuh kenaikan harga rumah subsidi dari-pada tidak ada kenaikan sama sekali.
“Kami tentu mendukung (kenaikan harga rumah subsidi). Tentu pemerintah sudah mem-perhitungkan dengan matang, hanya saja kami berharap bisa segera direalisasikan,” tegas Fajar.
Dukungan Perbankan
Untuk diketahui, beberapa tahun ter-akhir menjadi tahun-tahun yang berat bagi daerah Sulbar yang beberapa waktu lalu sempat dilanda gempa dahsyat. Belum lagi dampak pandemi Covid-19, membuat kon-disi pasar properti di Sulbar masih belum pulih sepenuhnya. Permintaan masih mulai menggeliat.
Bahkan hingga di awal tahun ini, pengem-bang di Sulbar masih cukup kesulitan dengan adanya pengelompokan subsidi antara ASN, pekerja formal, dan pekerja informal. Namun hal itu membaik dengan adanya dukungan per-bankan, terutama Bank BTN.
“Sebagai perbankan yang memimpin penyaluran KPR di Sulbar, Alhamdulillah BTN akhirnya sudah membuka cabang di sini,” jelas Fajar. Diakuinya, penyaluran KPR di Sulbar saat ini sudah semakin bagus. Meski ada pengelom-pokan, namun prosesnya jadi jauh lebih mudah.
Di Sulbar, BTN masih menjadi pemimpin pasar KPR. Selain BTN ada pula bank-bank lain seperti BRI, BPD Sulbar, dan Bank Mandiri.
Adapun BSI, meski belum ada realisasi namun mulai melakukan pembicaraan dan komunikasi dengan pengembang anggota REI. Hal itu memberi banyak alternatif pembiayaan bagi pengembang dan masyarakat di daerah tersebut. (Teti Purwanti)
Sumber:

- Jateng Berupaya Atasi Masalah Perumahan dan Permukiman
- Harga Berat Ditimbang, Pengembang Mulai Bimbang
- Tak Jelas, Harga Rumah Bersubsidi Kapan Naik
- Perpanjangan PPN DTP Bisa Jadi “Penyelamat”
- Menghadapi “Gelombang” Inflasi dan Bunga Tinggi