KAWASAN

Proyek-Proyek Properti Prestisius Serbu Batam

Administrator | Selasa, 10 September 2019 - 10:28:31 WIB | dibaca: 2577 pembaca

Foto: Istimewa

Pasar properti di pulau Batam menjadi salah satu yang menggeliat tahun ini. Hal tersebut ditandai dengan semaraknya pembangunan proyek hunian baik vertikal maupun tapak di kota pulau tersebut. Sebagian besar pengembang yang melakukan pembangunan merupakan perusahaan properti nasional dari luar batam yang masuk berinvestasi di sana.

Berlokasi sekitar 30 menit dengan kapal feri dari Singapura, Batam dipandang oleh para investor sebagai Shenzen di masa depan. Menjadi pusat manufaktur yang ditopang oleh industri jasa. Dan bisa menjadi basis bagi para investor dan pelaku bisnis internasional yang ingin mengakses pasar domestik Indonesia yang luas.

Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Khusus Batam, Achyar Arfan mengungkapkan Kota Batam masih menjadi primadona bagi investor di sektor properti. Dalam beberapa tahun terakhir dibuktikan dengan banyaknya pengembang yang berinvestasi properti. Sebut saja Pollux Habibie, Oxley Convention City, CitraPlaza Nagoya, Formosa Residence Nagoya, Orchard View, Puri Khayangan, Blitz Park, One Residence,The Nove Residence yang dikembangkan oleh Nuvasa Bay, dan informasi terakhir Triniti Land.

Kemudian ada proyek Batam Damai Eco-City yang akan dibangun di Tanjungpiayu, Seibeduk, Batam. Kawasan terpadu ini rencananya akan dikembangkan oleh perusahaan BUMN milik Tiongkok.

“Setidaknya ada 5-6 pengembang nasional yang sudah masuk ke sini dengan investasi triliunan rupiah. Semuanya adalah proyek kelas menengah dan atas. Kami yakin investasi itu akan mendorong geliat pasar properti sekaligus pertumbuhan ekonomi di Batam,” ungkap Achyar, baru-baru ini.

Dia mengakui lokasi yang dekat dengan Singapura menjadi salah satu keunggulan pasar di kota tersebut. Selain aktivitas industri dan pariwisata di Kepulauan Riau. Oleh karena itu, target pasar properti di Batam tidak hanya lokal, namun juga orang asing. Oleh karena itu, menurut Achyar, REI Batam terus mendorong aturan kepemilikan properti bagi orang asing.

“Saat ini pembeli asing itu ada, namun sayang potensinya masih belum bisa digarap maksimal. Kami mendorong adanya regulasi yang lebih menarik dan mudah bagi orang asing memiliki properti di Indonesia,” ujar dia.

Selain itu, harap Achyar, maraknya pembangunan properti di daerah itu seharusnya didukung oleh pemerintah kota setempat. Dukungan tersebut antara lain kemudahan perizinan, dan insentif lain untuk pengembang yang berinvestasi di Batam. Pemerintah, kata dia, juga bisa ikut mendorong bisnis properti melalui percepatan pengembangan sektor industri dan pariwisata.

“Cara terbaik mendukung pembangunan properti adalah mengembangkan sektor industri dan sektor pariwisata. Kedua-duanya harus jalan beriring, yang saya yakin akan memacu pasar properti di Batam semakin bergairah,” ungkap dia.

Hal senada diungkapkan Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Commercial, Angra Angreni. Menurut dia, pangsa pasar properti menengah atas di Batam cukup besar, karena banyak investor di sana yang memang fokus menginvestasikan dananya di produk properti.

“Mayoritas investor di Batam masih berfokus untuk menginvestasikan dananya di produk-produk apartemen dan perumahan, ditambah sekarang sedang banyak pembangunan townhouse juga, jadi lebih menarik banyak investor lagi,” ungkap Angra seperti dikutip dari Bisnis.com, baru-baru ini.

Batam menjadi destinasi pilihan utama investor Singapura dan orang-orang yang hendak berkunjung ke Singapura harga properti di Singapura bisa mencapai 10 kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan properti yang ada di Batam.

Investor Lokal dan Asing
Direktur Sales dan marketing PT Pollux properti Indonesia Tbk. Maikel Tanuwidjaya sepakat bahwa Batam bisa menjadi pasar potensial untuk hunian orang asing yang bekerja di Singapura. Menurut dia, pasar properti di Batam memiliki karakter yang berbeda karena banyaknya pembeli investor dari warga asing khususnya Singapura dan Malaysia. Meski pun diakui pasar pembeli lokal juga masih cukup besar.

“Pemilik properti lokal masih mendominasi wilayah Batam. Meski Batam kawasan strategis, investor asing hanya memiliki Hak Pakai. Tapi pergerakan pasar properti Batam ke depan akan mengalami perkembangan pesat. Itu yang mendasari kami masuk berinvestasi di Batam,” kata Maikel.

Presiden Direktur Triniti Land, Ishak Chandra mengungkapkan pihaknya akan berinvestasi membangun proyek properti di Batam. Menurut dia, proyek ini untuk merespon perkembangan Kota Batam yang sangat pesat terkait populasi dan pertumbuhan ekonominya.

“Survei Bank Indonesia menyebutkan Batam itu kota pertumbuhannya tertinggi di Indonesia disusul Lampung, Manado, dan Denpasar. Kami melihat ada potensi yang sangat besar, sehingga Agustus nanti kami akan launching proyek di Batam,” papar dia.

Dijelaskan, Batam memiliki segmen konsumen dengan karakteristik sendiri yang berbeda dibandingkan daerah-daerah lain. Oleh karena itu, pihaknya fokus pada pengembangan proyek yang lebih premium, namun memiliki ketinggian sedang (low rise) dengan ukuran unit yang lebih besar.

Triniti Land akan melakukan pengembangan di Batam bertajuk Marcs Boulevard dengan konsep pembangunan mixed-use di atas lahan seluas 23 hektare. Proyek ini akan terdiri atas lima distrik dan terbagi dalam tiga fase. Setiap fase ditargetkan untuk rampung dalam periode 4 hingga 5 tahun dengan total Growth Development Value (GDV) senilai Rp5 triliun – Rp7 triliun.

“Meski baru akan dilaunching Agusutus, kami sudah melakukan pre-sale sekarang dan sudah terjual sekitar 40 persen–50 persen,” ungkap Ishak dalam konferensi pers, baru-baru ini.

Pengembang ini menyasar kalangan menengah atas, dimulai dengan harga Rp400 juta hingga Rp 5 miliar. Ishak menyebutkan, pengembangan di Batam akan memiliki konsep space for living, sehingga difokuskan untuk hidup dan bukan untuk investasi saja.

Sedangkan pengembang PT Pollux Properti Indonesia Tbk telah merampungkan proses konstruksi Tower A3 yang menjadi bagian dari phase pertama (4 Tower) dari proyek megasuperblok Meisterstadt Batam. Proyek ini dikembangkan PT

Pollux Barelang Megasuperblok atau yang biasa dikenal dengan brand Pollux Habibie International – yang merupakan kolaborasi PT Pollux Properti Indonesia Tbk. dan keluarga besar mantan Presiden RI, BJ. Habibie.

”Serupa dengan Tower A2 sebelumnya, prosesi topping off Tower A3 yang hanya berselang sebulan dari Tower A2 adalah bentuk komitmen kami untuk membangun kawasan megasuperblok Meisterstadt Batam secara keseluruhan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,” ujar Po Sun Kok, Presiden Komisaris PT Pollux Properti Indonesia Tbk dalam siaran persnya, baru-baru ini.

Po Sun Kok menuturkan, untuk kontraktor pihaknya menggandeng kontraktor PT PP (Persero) Tbk, sementara untuk material elevator dan eskalator menggandeng KONE, perusahaan asal Finlandia yang merupakan salah satu market leaderindustri elevator dan eskalator di dunia.

Saat ini sedang dipasarkan tower terbaru yaitu A5 yang merupakan tower keempat dan mengusung konsep penthouse. Tower ini juga bagian dari phase pertama sekaligus masterpiece dari Meisterstadt Batam.

Tower A5 ditawarkan dengan harga Rp 1,6 miliar untuk type 2BR dan Rp 2 miliar untuk type 3BR. Untuk penjualan tahap pertama, Tower A5 hanya dipasarkan sebanyak 88 unit.

“Berbeda dengan tower sebelumnya, Tower A5 nantinya ditawarkan lebih exclusive. Tower ini cukup mendapatkan tempat di hati masyarakat, Terbukti sejak dipasarkan tahap pertama sejak bulan lalu, kita sudah dua kali mengalami oversubscribed, ” jelas Po Sun Kok.

Megasuperblok Meisterstadt senilai Rp 11 triliun ini dikembangkan di atas lahan seluas 9 hektar. Proyek multifungsi ini nantinya akan merangkum 11 gedung pencakar langit yang terdiri atas 8 menara apartemen sebanyak 6500 unit, 1 hotel, 1 rumah sakit bertaraf internasional, mal, pertokoan serta 1 perkantoran dengan rencana ketinggian 100 lantai. (Rinaldi)