ISU PASAR

Pencarian Properti Lewat Platform Digital Makin Diminati

Administrator | Selasa, 18 Januari 2022 - 15:54:13 WIB | dibaca: 364 pembaca

Foto: Istimewa

Perusahaan properti teknologi, Lamudi.co.id meluncurkan riset tren pasar properti di Semester i-2021 yang mengulas tren dan adopsi sikap baru konsumen terhadap pencarian dan rencana investasi properti. Isu pasar ini semakin memperlihatkan kekuatan platform digital dalam penjualan properti.

Ya, tren perkembangan minat masyarakat untuk kembali membeli properti bisa terlihat dari angka pencarian properti melalui berbagai kanal online yang menyediakan berbagai produk properti. Salah satunya lewat portal Lamudi.co.id yang baru-baru mengeluarkan hasil risetnya.

Menurut riset Lamudi.co.id, di semester I-2021 referensi pemilihan tipe properti masih didominasi oleh rumah tapak (87,9 persen). Sedangkan daerah yang menduduki posisi tertinggi paling dicari calon pembeli adalah kawasan Bogor (26 persen) yang diikuti oleh Jakarta Selatan (19,3 persen) dan Bekasi (14,8 persen).

“Sementara pertumbuhan tren penjualan properti year-over-year sebesar 36,8 persen dalam periode Juni 2020 hingga Juni 2021,” ungkap riset tersebut.

Ditambahkan, minat akan penggunaan platform pencarian digital juga menunjukan perkembangan, yakni di antara usia pemilik properti pertama yang berada di antara 25 sampai 34 tahun dengan jumlah pengunjung pria (48,5 persen) dan wanita (51,5 persen) yang cukup berimbang.

Riset ini juga menunjukan bahwa pencarian properti masih didominasi oleh pencari dari kota-kota besar, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Depok, dan Medan.

Berdasarkan data yang diperoleh oleh Lamudi.co.id, mayoritas pencari properti memiliki budjet rata-rata sebesar Rp600 juta hingga Rp2 miliar untuk pembelian properti.

Selain itu, tren juga menunjukkan bahwa mayoritas pencari properti mencari harga rumah dengan kisaran harga Rp800 juta dan Rp600 juta untuk apartemen. Sedangkan untuk pembelian tanah kavling, rata-rata pencari properti memiliki preferensi terhadap properti yang memiliki harga rata-rata Rp1.8 miliar.

Sedangkan bagi pencari properti yang memiliki orientasi bisnis, data menunjukan bahwa pelaku bisnis bersedia mengeluarkan anggaran yang lebih besar dengan harga pencarian populer berada pada kisaran harga Rp2 miliar untuk pembelian properti komersial.

“Properti komersial antara lain meliputi rukan, ruko yang juga dapat merangkap sebagai tempat tinggal, gedung kantor, dan gudang,” ungkap laporan tersebut.

Pergeseran Demografis
Dalam segi pembayaran, para pencari properti masih memiliki preferensi pembayaran secara kredit. Diungkapkan bahwa lebih dari 70 persen pembeli properti memilih jalur pembayaran non-tunai. Dari mereka yang memilih metode pembayaran kredit, hampir setengah darinya memilih untuk membayar down payment (DP) atau pembayaran di muka sebesar 10-15 persen dari total harga properti.

“Kami juga melihat pencari properti masa kini yang didominasi oleh usia 25 sampai 45 atau generasi milenial dan Z. Mereka inilah yang kami sebut next generation property buyers,” jelas Mart Polman, CEO Lamudi.co.id.

Kelompok demografi ini mengalami kenaikan 781% sejak 2016 hingga semester I-2021, dan menjadi 30% dari pengguna platform baik melalui smartphone, desktop, ataupun perangkat lainnya. Sementara pembeli berusia 18 sampai 24 tahun berada di peringkat kedua berlomba ketat di 26,7%. Kemudian grup usia 35 sampai 44 tahun di 20,6%.

Mart Polman menyebutkan, minat dari generasi ini akan informasi mengenai investasi semakin tinggi, termasuk properti. Next generation property buyers suka mendapatkan opsi, sehingga mereka perlu banyak pilihan termasuk dalam hal produk properti.

Strategi Marketing
Perkembangan teknologi platform digital juga mendorong pengembang dan pelaku pemasaran properti untuk mengubah strategi pemasarannya.

Nurul Yaqin, Ketua III Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) mengungkapkan pandemi Covid-19 yang melanda lebih dari setahun ini telah mengubah cara calon pembeli dalam berburu produk properti. Developer pun harus jeli dalam memanfaatkan situasi ini dengan mengubah strategi penjualan agar proyek properti yang dirilis bisa diserap pasar.

“Perilaku konsumen properti kini sudah berubah. Kalau dulu, konsumen hanya dapat mencari paling banyak dua atau tiga proyek properti yang tengah diincar. sekarang konsumen cukup tinggal mengklik pada gawai saja sudah bisa memilih banyak proyek properti yang ingin dilihat. Alternatif pilihan dalam pencarian properti di berbagai platform juga sudah sangat banyak,” ungkap Nurul.

Iwan Risdianto, Praktisi Pemasaran Properti mengungkapkan hal senada. Menurut dia, pandemi telah mengubah strategi marketing properti dari cara konvensional ke digital marketing.

“Dalam situasi sekarang, pengembang sudah harus mereposisi strategi pemasaran ke digital marketing. Ya mau tidak mau, harus siap. Jadi sebetulnya pandemi ini hanya mempercepat industri untuk masuk ke sistem digitalisasi termasuk sektor properti,” ujar dia.

Iwan menambahkan, semula digital marketing dianggap hanya sebagai alat pendukung pemasaran pengembang, namun sekarang justru berada di garda terdepan untuk mendorong penjualan. Dia merujuk ke Setiabudi Land yang sekarang sudah menerapkan pemasaran digital secara penuh. Hal itu salah satunya didorong oleh staf marketing Setiabudi Land yang didominasi anak-anak muda.

Selain website perusahaan yang dibuat menarik dan komunikatif, pemasaran melalui media sosial pun semakin gencar dilakukan. Di website misalnya, setiap pengunjung website langsung akan terkoneksi dengan staf marketing Setiabudi Land sehingga komunikasi langsung terjalin.

Lewat upaya ini, kata Iwan, perusahaannya tetap dapat mencapai target penjualan setiap bulannya, sehingga tetap produktif meski di tengah pandemi.

“Justru sekarang setelah melihat-lihat di banyak website atau medsos pengembang calon pembeli akan pilih dan tentukan proyek mana yang dia anggap sesuai keinginannya. Jadi mereka yang datang setelah window shopping dari internet itu tingkat keseriusan untuk membeli sebenarnya lebih tinggi, karena dia sudah mencari-cari informasi di beberapa proyek sekaligus,” papar Iwan. (Rinaldi)
 
Sumber: