INFRASTRUKTUR

Pembebasan Lahan Tol di Aceh Lebih Cepat

Administrator | Senin, 14 September 2020 - 08:46:31 WIB | dibaca: 519 pembaca

Foto: Istimewa

Presiden Joko Widodo mengapresiasi proses pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol di Aceh yang dinilai sangat cepat. Padahal selama ini pembebasan lahan untuk infrastruktur publik selalu mengalami kendala di semua daerah sehingga kadang memperlambat pengerjaan konstruksinya.


“Saya kemarin melihat langsung progres perkembangan pembangunan jalan tol Banda Aceh-Sigli yang merupakan bagian dari tol Trans Sumatera. Saya terus terang saja kaget, kecepatan (pembebasan lahannya) luar biasa. Baru 14 bulan dikerjakan sejak saya going briefing di Banda Aceh,” ungkap Jokowi di Aceh, baru-baru ini.

Capaian tersebut patut disyukuri dan sekaligus menandakan bahwa masyarakat Aceh menyambut baik pembangunan jalan tol tersebut.

Menurut Jokowi, informasi dari direksi Hutama Karya menyebutkan saat ini pembebasan lahan jalan tol Banda Aceh-Sigli sudah 90% dari kebutuhan lahan sepanjang 73 kilometer. Sementara konstruksi baru sekitar 15 kilometer. Oleh karena itu, dia meminta Hutama Karya untuk lebih mempercepat proses pengerjaan ruas tol pertama di Aceh itu.

“Kita akan terus menggenjot pembangunan infrastruktur tol supaya Indonesia tidak kalah cepat dibanding negara-negara lain,” kata Presiden Jokowi.

Tol Aceh merupakan proyek nasional yang nantinya akan menghubungkan Provinsi Aceh dengan daerah lain di Sumatera. Ruas tol Banda Aceh-Sigli sepanjang 73 kilometer terbagi dalam enam seksi. Seksi pertama Padang Tiji-Seulimeum sepanjang 25,2 kilometer, seksi kedua Seulimeum-Jantho 6,1 kilometer, dan seksi ketiga Jantho-Indrapuri 16 kilometer.

Kemudian, seksi keempat Indrapuri-Blang Bintang 14,7 kilometer, seksi kelima Blang Bintang-Kuto Baro 7,7 kilometer, dan seksi keenam Kuto Baro-Simpang Baitussalam 5 kilometer.

Keberadaan tol ini diharapkan dapat memangkas jarak dan waktu tempuh dari Banda Aceh ke sejumlah kabupaten kota di sepanjang pesisir timur Aceh.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan, pembebasan lahan di seksi I hingga V sempat terhambat karena terdapat beberapa tanah wakaf berupa masjid. Menurut dia secara nilai penggantian sudah ada kesepakatan dan sedang diproses, sambil melanjutkan konstruksi.

“Selain itu, di seksi I juga direncanakan akan ada terowongan sepanjang kurang lebih 2 kilometer,” papar dia.

Direktur Utama PT Hutama Karya, Bintang Perbowo menambahkan beberapa seksi tol Banda Aceh-Sigli pembebasan lahannya sudah ada yang mencapai 100%. Seperti di seksi IV Indrapura-Blang Bintang yang ditargetkan bisa digunakan pada libur Lebaran tahun ini.

Simpang susun Blang Bintang merupakan salah satu bagian dari seksi IV proyek tol Banda Aceh-Sigli. Seksi ini menghubungkan Indrapura-Blang Bintang sejauh 14 km. Dari enam seksi pembangunan, kata Bintang, maka Indrapuri-Blang Bintang ini yang paling jauh progress fisiknya yakni mencapai 77%.

Seksi lain adalah Padang Tiji-Seulimeum sepanjang 26 km, Seksi Seulimeum-Jantho sepanjang 6 km, dan seksi Jantho-Indrapuri sepanjang 16 km. Kemudian Blang Bintang-Kutobaro sepanjang 8 km, dan Kutobaro-Simpang Baitussalam sepanjang 5 km.

Untuk mendukung pembebasan lahan, pemerintah akan menggunakan skema dana talangan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Sementara total investasi untuk pembangunan ruas tol Banda Aceh-Sigli diperkirakan sebesar Rp 12,35 triliun.

Untuk konstruksinya secara keseluruhan dari Banda Aceh ke Sigli, ditargetkan akan selesai pada bulan Maret 2021 sesuai kontrak.

Pro dan Kontra
Meski dianggap akan membuat waktu tempuh lebih singkat dan biaya logistik lebih murah, namun pembangunan tol di Sumatera masih menuai pro dan kontra. Sebab selain investasinya sangat besar, proyeksi frekuensi penggunaan jalan tol tersebut juga masih dipertanyakan.

“Terus terang saja, pembangunan tol dari Lampung sampai Aceh itu yang lewat nanti siapa?” ungkap Pengamat Infrastruktur, Bambang Susanto Priyohadi.

Menurut dia, di beberapa wilayah Sumatera memang membutuhkan pembangunan jalan tol lantaran pertumbuhan ekonominya sudah bersifat regional. Misalnya seperti Medan, Palembang atau Pekanbaru yang tingkat perekonomiannya lebih bagus dibandingkan wilayah lain. Pembangunan jalan tol di wilayahwilayah ini sangat mendesak terutama untuk mempercepat mobilitas orang, barang, dan jasa.

Bambang memprediksi jalan tol Aceh bakal sepi dan nantinya hanya akan dinikmati sejumlah titik wilayah saja.

“Contohnya kalau tol Banda Aceh-Sigli itu, paling yang akan ramai itu nanti di Aceh Besar dan Lhokseumawe saja. Tetapi di daerah lain akan sepi,” ungkap dia.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menargetkan tahun ini ada sejumlah ruas tol baru Trans Sumatera yang akan beroperasi dengan panjang mencapai 313 kilometer. Ruas-ruas tol tersebut akan menyusul 470 km yang telah beroperasi hingga saat ini. Secara keseluruhan, semua ruas tol Trans Sumatera dijadwalkan rampung pada 2024.

Adapun ruas tol Trans Sumatera yang ditargetkan menyusul beroperasi pada 2020 di antaranya Tol Kayuagung-Palembang-Betung 111,69 km, Pekanbaru-Dumai 131 km, Pekanbaru-Padang (Segmen Padang-Sicincin) 30,4 km, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi 1 (Tebing Tinggi-Indrapura) 20,40 km, Tol Medan-Binjai seksi 1 (Tanjung Mulia-Helvetia) 6,27 km, dan Banda Aceh-Sigli Seksi 4 (Indrapuri-Blang Bintang) 13,5 km.

Sedangkan jalan tol Trans Sumatera yang hingga saat ini sudah beroperasi panjangnya mencapai 470 km. Ruas yang sudah operasional tersebut yakni Bakauheni-Terbanggi Besar 140,9 km, Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung 189 km, Palembang- Indralaya 21,93 km, Medan-Binjai 13,08 km, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi 61,72 km, dan Belawan-Medan-Tanjung Morawa 43 km. (Teti Purwanti)