ASPIRASI DAERAH

Masyarakat NTT Masih Butuh Rumah Subsidi

Administrator | Kamis, 02 Juli 2020 - 11:10:35 WIB | dibaca: 426 pembaca

Ketua DPD REI NTT, Bobby Pitoby

Drama habisnya kuota semester II-2019 membuat banyak pengembang di Nusa Tenggara Timur (NTT) khawatir. Ditambah lagi, pada 2020 anggaran untuk rumah subsidi bukannya bertambah, justru berkurang. Padahal, Realestat Indonesia (REI)N NTT mengklaim kebutuhan masyarakat terhadap rumah subsidi di daerah tersebut masih cukup besar.

Ketua DPD REI NTT, Bobby Pitoby mengungkapkan backlog rumah di NTT mencapai 90.538 unit. Angka tersebut belum termasuk lebih dari 340.000 unit rumah tidak layak huni (RTLH).

“Angka RTLH ini adalah kedua terbesar di Indonesia. Sehingga kebutuhan perumahan di NTT masih sangat besar terutama rumah subsidi untuk MBR,” kata Bobby kepada Majalah RealEstat, barubaru ini.

Hingga Oktober 2019, pembangunan rumah oleh anggota REI NTT mencapai 2.900 unit. Secara rinci, 93% dari target tersebut merupakan rumah subsidi, sedangkan sisanya rumah komersial.

“Kalau saja kuota subsidi tidak habis, maka capaian rumah subsidi bisa lebih banyak. Namun karena masalah kuota habis membuat banyak pengembang menghentikan pembangunan sekitar dua bulan lalu,” ungkap dia.

Padahal, menurut Bobby, secara umum pertumbuhan properti di NTT pada 2019 lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ditambah lagi, banyak kemudahan dari pemerintah daerah di NTT kini mulai terasa, meski diakui belum maksimal.

Saat ini, kata dia, pengembang di NTT tengah memperjuangkan perubahan BPHTB dan penyederhanaan perizinan.

“Apabila pemerintah daerah bersedia menurunkan BPHTB, saya yakin penyerapan rumah subsidi pasti naik dan ini tentu membantu menurunkan angka rumah tidak layak huni dan mengurangi backlog,” ucapnya.

Saat ini anggota REI NTT baru dapat menjangkau 18 kabupaten/kota yang ada di provinsi tersebut. Untuk itu pada akhir 2020 mendatang, pihaknya menargetkan empat kabupaten lain bisa tersentuh fasilitas hunian yang disediakan anggota REI NTT.

Sedangkan di akhir 2020, ditargetkan empat kabupaten yang belum memiliki perumahan dari anggota REI dapat segera ada realisasi pembangunan. Keempat kabupaten itu adalah Lembata, Malaka, Alor dan Nagekeo.

Tetap Optimistis
Pengembang di NTT optimis pada 2020 pasar akan lebih baik, dengan catatan tidak ada lagi kendala kehabisan kuota FLPP.

“Target pembangunan pada 2020 untuk REI NTT adalah 4.000 unit, mudah-mudahan kuota subsidi tersedia. Sebagai antisipasi, 5%-nya dengan harapan ekonomi lebih baik adalah dari penjualan rumah komersial,” rinci dia.

Bobby juga berharap pemerintah pusat bisa kembali memberikan insentif, apalagi untuk mendukung kekurangan kuota subsidi.

Selain itu, pengembang dan masyarakat di NTT sangat butuh program yang berkelanjutan untuk memiliki rumah, baik itu program FLPP maupun program lainnya.

Hingga akhir 2019 sendiri, REI NTT juga menargetkan dapat merealisasikan program BP2BT hingga 100 unit. Angka tersebut tidak besar, karena sambutan masyarakat juga diakui belum terlalu bagus. (Teti Purwanti)