AKTUAL

Masa Post-Covid Diproyeksi Dongkrak Okupansi Mall di Jakarta

Administrator | Jumat, 14 Oktober 2022 - 10:21:22 WIB | dibaca: 363 pembaca

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1 di Jakarta dan sekitarnya membawa “berkah” bagi sektor ritel. Terlebih momentum post-covid yang sudah mengarah kepada endemi, diproyeksi akan memacu bisnis pusat perbelanjaan kembali seperti di masa-masa sebelum pandemi.
 
Senior Associate Director Colliers Indonesia, Ferry Salanto menyebut-kan banyak tenant semakin percaya diri untuk memulai kembali aktivitas bisnis setelah melihat adanya peningkatan jumlah kunju-ngan di mall pasca vaksinasi massal, penerapan prokes yang ketat, serta membaiknya perekonomian nasional. 

“Banyak tenant berencana membuka atau ekspansi bisnis mereka. Di sisi lain, Indonesia masih menjadi tujuan menarik bagi brand F&B dan fashion internasional. Misalnya, Uniqlo akan membuka cabang ke 47 di Indonesia yakni di Ciputra Mall Jakarta. Matahari Department Store juga akan buka di mall yang sama,” ujar Ferry lewat keterangannya, baru-baru ini.
 
Colliers memproyeksi sektor ritel akan membaik seiring dengan kepercayaan tenant untuk kembali membuka gerai di mall, sehingga mendongkrak absorbsi ritel di tahun 2022. Okupansi ritel rata-rata di Jakarta diharapkan bisa menjadi 72% pada akhir 2022, naik 2% diban-ding tahun lalu. 

Kenaikan okupansi terjadi dipicu oleh libur Hari Raya Idul Fitri yang menyebabkan banyak tenant membuka pop-up store sementara. Kemudian, tenant-tenant tersebut berlanjut membuka toko permanen, seiring membaiknya pasar. 

“Kami memproyeksikan absorbsi ritel pada 2022 akan lebih baik dibandingkan lima tahun terakhir. Namun, pasokan baru dapat mem-bawa tingkat hunian rata-rata untuk mengalami pertumbuhan sedang pada tahun 2022-2023,” paparnya. 

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) juga mengaku optimistis kunjungan ke pusat perbelanjaan akan naik seiring diberlaku-kannya berbagai pelonggaran antara lain penurunan level PPKM di ham-pir semua daerah. 

Ketua Umum APPBI, Alphonzus Widjaja mengatakan terkendalinya penyebaran wabah Covid-19 diharapkan semakin mendorong perce-patan pemulihan ekonomi nasional. Pelonggaran yang ditetapkan oleh pemerintah akan berdampak baik terhadap tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan. 

“Tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan mulai berangsur me-ningkat kembali sejak pemerintah memberikan berbagai pelonggaran pada Agustus 2021 dan Mei 2022 lalu. Rata-rata tingkat kunjungan di 2022 ini diperkirakan akan mencapai 70%-90%,” jelasnya. 

Tingkat kunjungan tersebut naik dibandingkan sebelum pandemi yaitu pada 2019 dan lebih baik dari rata-rata tahun 2020 sebesar 50% dan pada 2021 sebesar 60%. 
Meski ada pelonggaran, namun Alphonzus menjelaskan bahwa pro-tokol kesehatan tetap akan diawasi. Selama pengunjung berada di luar ruangan atau di area terbuka, ujarnya, maka diberlakukan tidak wajib masker. Tetapi saat berada di dalam ruang mall yang tertutup, tetap di-wajibkan memakai masker. 

“Kami mengapresiasi ketentuan pelonggaran dan tidak wajib masker di tempat terbuka karena menunjukkan covid terkendali. Setiap pengelola pusat perbelanjaan bakal tetap mengawasi protokol kese-hatan yang berlaku di tempatnya masing-masing,” sebut Alphonzus.

Beragam Event 
Direktur PT Metropolitan Land Tbk, Wahyu Sulistyo mengatakan sektor ritel terus membaik sejak PPKM Level 1 dan 2 diber-lakukan. Kunjungan ke pusat perbelanjaan diakui semakin meningkat. 

“Adanya aturan terbaru ini membuat rasa percaya diri masyarakat semakin kuat,” kata Wahyu kepada Majalah RealEstat Indonesia, baru-baru ini. 

Apalagi, kata Wakil Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) itu, pemerintah pada Lebaran tahun ini sudah memperbolehkan masyarakat untuk mudik, sehingga selama bulan Ramadhan terutama jelang Hari Raya Idul Fitri sudah sangat terasa peningkatan kunjungan ke mall, meski belum seperti se-belum pandemi. 
 
“Pandemi mereda, meski tidak bisa dikata-kan hilang. Namun yang pasti keyakinan masyarakat dan pelaku usaha bertumbuh, sehingga tingkat kunjungan ke pusat perbe-lanjaan akan terus naik,” ujar Wahyu. 

Metland berharap tingkat kunjungan ke mall milik pengembang itu bisa meningkat di atas 80%, sedangkan okupansi tenant berada di atas 90%. 

Dengan keyakinan yang dimiliki, Metland telah menyiapkan beragam aktivitas di mall-mall yang mereka kelola selama masa liburan Lebaran dan liburan sekolah antara lain me-nyiapkan wahana bermain anak di Grand Metro-politan di roof top mall, serta festival kuliner dengan tajuk Food Market di Metropolitan Mall Bekasi (MMB) dan Grand Metropolitan. Selain itu, di Metropolitan Mall Cibubur (MMC) (d/h Metropolitan Mall Cileungsi) diadakan event pameran Animal Garden. 

“Kenapa wahana baru disediakan di roof top karena masyarakat sudah mulai terbiasa dan leluasa dengan ruang terbuka dan memacu keinginan masyarakat untuk datang,” jelasnya. 

CEO PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady menyebutkan optimisme yang sama. Bahkan pilar bisnis lifestyle Lippo Karawaci yakni mall dan hotel terus menunjukkan pemulihan. 
Di kuartal I-2022 bisnis mall dan hotel memberikan pendapatan sebesar Rp249 miliar, naik 1,2% (year on year/yoy) dari Rp246 miliar pada kuartal I-2021. Sampai Maret 2022, jumlah pengunjung ke mall yang dikelola perseroan mencapai kapasitas pengunjung sebanyak 56% dibandingkan tahun 2021 yang hanya 22%. 

“Kami percaya akan terjadi turn-around pilar bisnis lifestyle di 2022, didukung oleh tenant mall yang bervariasi dan pembukaan kembali Hotel Aryaduta Bali,” kata John Riady dalam keterangannya. 

Lippo Karawaci mengoperasikan sebanyak 60 pusat perbelanjaan melalui Lippo Malls Indonesia (LMI) yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. 
 
Tahan Harga Sewa 
Sementara itu, Colliers International Indo-nesia mengungkapkan minat tenant yang besar untuk memulai bisnis di mall juga disebabkan karena penyewa masih menahan harga sewa mereka. 

“Harga sewa rata-rata pada kuartal I-2022 adalah Rp566.095 per meter persegi pada ritel-ritel di Jakarta dan Rp384.121 per meter persegi untuk ritel di Bodetabek,” papar Ferry Salanto. 

Dia menyarankan agar ritel memerhatikan perilaku konsumen yang ditunjang faktor-faktor seperti pelayanan, loyalitas brand, dan kebutuhan untuk mendorong konsumsi pasca-pandemi. 
 
“Pengusaha ritel harus memikirkan keber-adaan toko fisik dan online mereka sebagai satu kesatuan. Selain itu, harus mengajak pelanggan untuk berpartisipasi aktif dan ter-libat dalam brand experiences dengan meng-gunakan media sosial,” pungkasnya. (Rinaldi/Teti) 


Sumber: