AKTUAL

Keren, Aktivitas Perjalanan Wisata Mulai Bangkit

Administrator | Selasa, 11 Oktober 2022 - 10:04:47 WIB | dibaca: 200 pembaca

Foto: Istimewa

Penelitian dari Mastercard Economics Institute mengungkap bahwa pemesanan tiket pesawat untuk perjalanan bisnis dan liburan di seluruh dunia terus memperlihatkan peningkatan, bahkan melampaui level sebelum pandemi.

Tidak hanya pesawat terbang, pemesan tiket kapal, bus, dan kereta api juga meningkat di tahun ini. Adakah ini tanda jika kebangkitan industri pariwisata makin dekat? 
Penelitian tersebut mencakup 37 pasar di seluruh dunia dan 9 pasar di Asia Pasifik. Laporan Travel 2022: Trends and Transitions yang dilakukan Mastercard Economics Institute tersebut membawa informasi penting tentang situasi industri perjalanan global di era pandemi Covid-19 setelah adanya vaksin, dan pelonggaran pembatasan aktivitas. 

Laporan ini membandingkan situasi industri perjalanan global saat ini dengan dua perubahan utama yakni level pra-pandemi pada tahun 2019, serta tren dari periode ketika pembatasan perbatasan mulai dilonggarkan, dan perjalanan internasional dibuka kembali di sebagian besar negara. 

Mastercard Economics Institute juga menggali elemen-elemen utama dari perjalanan para wisatawan. Hal ini termasuk hambatan yang mendorong pemulihan industri perjalanan, pertimbangan konsumen saat membuat keputusan pembelian terkait dengan perjalanan, serta tren ekonomi makro seperti inflasi, bekerja secara hybrid, risiko kesehatan, dan gangguan geopolitik yang dapat memengaruhi pemulihan sektor perjalanan. 

Temuan utama hingga April 2022 untuk Asia Pasifik meliputi pembu-kaan kembali perbatasan yang menempatkan Asia kembali pada peta wisata. Menurut penelitian itu, jika tren pemesanan tiket pesawat terus berlanjut seperti sekarang, maka diperkirakan 430 juta lebih banyak penumpang akan terbang di Asia Pasifik dibanding tahun lalu.
 
“Prospek industri perjalanan untuk kawasan ini akan sangat men-janjikan, bahkan di pasar di seluruh kawasan Asia Utara dan Tiongkok daratan yang belum melonggarkan perbatasan, sebuah kondisi yang kemungkinan akan terjadi di seluruh Asia Pasifik dan dunia,” ungkap penelitian itu. 

Ditambahkan, peningkatan permintaan diperkirakan akan mendo-rong pemulihan sektor perjalanan terutama untuk liburan. Setelah dua tahun hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada aktivitas perjalanan di kawasan Asia Pasifik, pelonggaran pembatasan perjalanan dan pem-bukaan kembali perbatasan telah memicu lonjakan permintaan untuk perjalanan inbound dan outbound di tahun 2022. 

Tren yang diamati di pasar di seluruh wilayah Asia Pasifik adalah konsumen mulai menggunakan tabungan mereka untuk melakukan perjalanan. 

Pada 2022, perbatasan Australia dibuka yang mengakibatkan ke-inginan bepergian secara mendadak. Pemesanan tiket pesawat dari Australia ke Indonesia, misalnya, melonjak hampir 200% pada tahun 2022, dan penerbangan ke Amerika Serikat meningkat lebih dari dua kali lipat. 

Secara global, turis internasional akan lebih banyak melakukan pe-ngeluaran untuk mendapatkan pengalaman daripada membeli barang-barang saat berada di sebuah destinasi.

Tren ini juga terlihat di Asia, di mana Singa-pura tercatat sebagai salah satu destinasi dengan pengeluaran wisatawan internasional tertinggi untuk pengalaman secara global, dengan peningkatan sebesar 60% dalam pe-ngeluaran dari level sebelum pandemi hingga Maret 2022. 

Namun, pasar lain di seluruh kawasan Asia Pasifik mengungkapkan gambaran yang lebih beragam termasuk dengan rendahnya pariwisata inbound yang terjadi di Indonesia dan Korea Selatan. Perbatasan di kedua negara itu telah dibuka pada April 2022. 

Biaya Perjalanan 
Sementara itu, biaya perjalanan masih tetap tinggi di seluruh kawasan karena gangguan rantai pasokan dan biaya operasional yang lebih tinggi, serta defisit perjalanan akibat pandemi juga telah menambah beban biaya operasional untuk maskapai penerbangan dan industri transportasi. Akibatnya, harga ti-ket pesawat tinggi terlebih untuk wisatawan di Asia Pasifik. 

Rata-rata harga tiket pesawat di Asia Pasifik lebih tinggi sekitar 11% di Australia dan 27% di Singapura dibandingkan pada 2019, karena adanya kendala dari sisi penawaran seperti lapangan kerja di bidang transportasi udara yang terus berada di bawah level sebelum pan-demi di seluruh kawasan Asia Pasifik. 

Mahalnya biaya perjalanan dengan pesa-wat terbang telah mendorong perjalanan domestik lewat jalur darat mengalami pening-katan permintaan yang tinggi di banyak pasar di Asia Pasifik. 

Pengeluaran bahan bakar terus mening-kat di Singapura, Hong Kong, Filipina, dan Australia, sementara transportasi umum dan jalur pelayaran juga menuju pemulihan, setelah sebelumya mengalami awal yang lambat karena pembatasan untuk perjalanan kelompok. 

“Terlepas dari pemulihan yang tertunda, dan berbagai risiko seperti inflasi yang berdam-pak pada kebebasan dalam melakukan penge-luaran, para wisatawan di Asia Pasifik telah me-nunjukkan keinginan yang kuat untuk kembali melakukan perjalanan,” kata David Mann, Chief Economist, Asia Pacific and Middle East Africa of the Mastercard Economics Institute. 

Dia memprediksi tahun 2022 akan menjadi tahun yang signifikan bagi industri perjalanan di Asia Pasifik. Ketika pembatasan perbatasan dilonggarkan, maka kita akan menyaksikan percepatan kebangkitan industri perjalanan sudah di depan mata, pungkas David Mann. (Rinaldi)


Sumber: