Berita

Industri Properti Diprediksi Tumbuh Pada 2021 Mendatang, Ini Alasannya

Administrator | Selasa, 12 Januari 2021 - 11:44:19 WIB | dibaca: 672 pembaca

Foto: Istimewa

Industri properti diprediksi akan tumbuh pada 2021 mendatang. Hal tersebut di dorong oleh sentimen positif seperti datangnya vaksin Covid-19 yang akan menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi di tahun depan.

"Karena sudah ditemukannya vaksin, dan menurut pemerintah mulai tahun depan akan dilaksanakan vaksinasi tentunya harapan di 2021 kondisi ekonomi secara umum akan membaik, termasuk di industri properti," ujar  Wakil Direktur Utama PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI), Jeffri Tanudjaja kepada Kontan.co.id, Senin (28/12).

Apalagi menurut Jeffri, dengan penurunan suku bunga bank, maka ini akan mempermudah developer untuk memperoleh pinjaman untuk mengembangkan proyek-proyek baru.
Juga bagi calon pembeli rumah/apartemen tentunya ini akan membantu mereka untuk kemampuan mencicil nya (apabila mereka memakai fasilitas KPR/KPA).

Sementara Jeffri menyebut, secara umum, di tahun ini harga properti tidak naik. Untuk unit yang dijual oleh emiten berkode saham MKPI ini, tetap mempertahankan harga jualnya.

"Jadi tidak ada kenaikan. Sedangkan untuk penyewaan, kita memberikan discount rental kepada para penyewa sejak bulan April," kata Jeffri.

Untuk rencana proyek MKPI di 2021, pihaknya akan tetap menyelesaikan pembangunan Pondok Indah Mall 3 dan Pondok Indah Office Tower 5, yang akan pihaknya buka untuk umum mulai April 2021. "Juga pembangunan Pondok Indah Town House tetap dilanjutkan," tambahnya.

Sementara Emiten properti PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) menilai, kemungkinan sektor properti baru betul-betul pulih di semester II/2021.

"Karena sebelum dilakukannya vaksinasi pasti masih ada pembatasan sana sini," ungkap Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Metropolitan Land Olivia Surodjo.

Sementara Ia mengaku, pada tahun ini pihaknya menurunkan tipe rumah yang dijual atau karena cara bayar yang hard cash. "Untuk cara pembayaran yang seperti normal harga masih stagnan kalau turun paling tidak sampai 10%," katanya.

Menurutnya, harga properti yang masih stabil di tahun ini yaitu di daerah barat dengan kisaran Rp 1,3 miliar hingga Rp 2 miliar. Sementara kalau untuk end user yang di bawah Rp 500 juta.

Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida mengaku, pandemi Covid-19 sangat memukul sektor properti. Kendati demikian, masih ada segmen hunian yang cukup banyak diminati, yakni rumah di bawah Rp 1 miliar.

“Pada saat new normal, properti mulai booming terutama di harga Rp 1 miliar ke bawah. Sehingga bisnis properti tahun 2020 ini bisa menjadi acuan kita di tahun 2021,” ungkap Totok.

Ia menilai, sektor properti akan kembali bergairah pada 2021. Hal tersebut seiring dengan optimisme pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi berkisar 4%-5% pada tahun depan.

“Prospek 2021, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi pemerintah yang berkisar 4-5%, kami optimistis sektor properti akan bertumbuh. Ada sejumlah faktor utama yang mendorong pertumbuhan industri properti, di antaranya, penerapan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang diharapkan mampu memangkas birokrasi perizinan dan kepastian pengadaan lahan," katanya.

Hal tersebut dikarenakan adanya stagnasi harga properti sejak 2013-2020 sehingga harga properti di Indonesia sangat murah dibandingkan dengan negara Asean lainnya.
“Ini membuat para investor kemudian berani mengeluarkan investasi baru di bidang properti,” kata Totok.

Sementara Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian mengatakan, untuk tahun 2021 tentunya pertumbuhan harga seharusnya bisa menjadi lebih baik dibanding 2020 karena kondisi ekonomi yang membaik dan consumer confidence index yang membaik.

"Harga properti yang akan diminati masih untuk mid-low segment dengan harga dibawah Rp 2 miliar," kata Joey.

Menurut Joey, di tahun ini akibat terdampak pandemi covid-19, pengembang cenderung tidak menurunkan harga, hanya menyesuaikan launching produk dengan cara menjual produk-produk yang size nya lebih kecil.

Sumber: