RISET

Hunian di Tangerang dan Bogor Paling Prospektif

Administrator | Senin, 07 Maret 2022 - 10:26:14 WIB | dibaca: 133 pembaca

Foto: Istimewa

Kota Bogor dan Kota Tangerang menjadi wilayah yang paling diminati dan prospektif di Kuartal III-2021, menurut riset rumah.com. Kota Tangerang mencatat pertumbuhan harga tertinggi, sedangkan Kota Bogor menjadi lokasi yang paling banyak dicari melalui mesin pencarian properti terutama untuk hunian bagi kalangan atas.

Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) mengungkapkan Kota Bogor menjadi wilayah yang semakin menarik di mata konsumen. Di saat kota lain mengalami penurunan tren pencarian pada kuartal III-2021, kawasan ini justru meraup pertumbuhan di atas 20% secara kuartalan.

“Tercatat, kenaikan tren pencarian di Kota Bogor adalah yang terbesar di Jabodetabek secara kuartalan mencapai 21,84%,” ungkap Marine Novita, Country Manager Rumah.com dalam laporan surveinya yang diterima Majalah RealEstat, baru-baru ini.

Situasi tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh harga yang cenderung stagnan selama dua kuartal berturut-turut, sehingga dinilai lebih menguntungkan untuk dibeli saat ini, terutama jika berniat investasi. “Suplai hunian di Kota Bogor juga terus meningkat agar dapat mengikuti permintaan pasar yang semakin tinggi,” ujar dia.

Sementara itu, Kota Tangerang menjadi kota yang paling prospektif di Banten pada kuartal III-2021 . Produk properti dengan harga di bawah Rp1 miliar paling banyak dicari di Kota Tangerang, khususnya di kisaran Rp300 juta hingga Rp750 juta per unit.

“Kenaikan suplai dan harga properti secara kuartalan di Kota Tangerang adalah tertinggi di Banten. Kenaikan suplai sebesar 6,72%, sementara kenaikan harganya mencapai 4,27%,” jelas Marine.

Data RIPMI kuartal III-2021 menunjukkan kenaikan harga properti di semua segmen, berbarengan dengan peningkatan suplai yang cukup signifikan.

Optimisme pasar sempat terganggu, seiring merebaknya varian baru Delta pada pertengahan tahun. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada Juli 2021 berdampak negatif terhadap kemampuan konsumen dari kalangan menengah ke bawah. Tren pencarian pun turun, khususnya untuk properti di bawah Rp1 miliar.

Kenaikan harga tertinggi pada kuartal ketiga 2021 masih terjadi di tiga provinsi yang masuk area Jabodetabek, yakni Banten (3,07%), Jawa Barat (2,30%), dan DKI Jakarta (1,81%).

Di Banten, Kota Tangerang mencatat pertumbuhan harga tahunan paling signifikan, yakni sebesar 17,04%, diiringi dengan kenaikan suplai tahunan sebesar 39,93%. 

Sayangnya, tren pencarian di wilayah ini turun drastis, yakni sebesar 11,02% secara kuartalan. Kota Tangerang menjadi sasaran kalangan pembeli menengah yang menargetkan hunian di kisaran harga Rp300 juta-Rp750 juta per unit.

Di sisi lain, Jakarta Barat mencatat penurunan terbesar di DKI Jakarta. Kota administratif ini menjadi satu-satunya wilayah di DKI Jakarta yang mengalami penyusutan harga properti pada kuartal III-2021. Kondisi tersebut terlihat kontras dengan kuartal sebelumnya, ketika Jakarta Barat mengalami kenaikan harga terbesar secara kuartalan.

“Meski demikian, peluang untuk kembali bertumbuh masih tetap ada,” jelas Marine.

Penurunan harga kelihatannya lebih dipengaruhi oleh peningkatan suplai properti yang begitu besar. Kenaikan suplai mencapai 11,81% pada kuartal III-2021, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Meski tren pencarian properti di wilayah ini turun sebesar 4,53% secara kuartalan, proporsinya masih meliputi 10% dari total pencarian yang dilakukan di situs Rumah.com.

Sementara di kuartal IV-2021, meski PPKM masih jadi hambatan di kuartal terakhir ini, namun situasi pasar properti terlihat masih terus melaju mengikuti arus pemulihan ekonomi nasional.

Data RIPMI Q4 2021 menunjukkan adanya peningkatan harga properti pada semua tipe properti. Insentif baru dari pemerintah daerah juga turut mendorong konsumen untuk mencari hunian idaman mereka sesegera mungkin.

Pertumbuhan Penjualan
Data yang hampir senada diungkap Indonesia Property Watch (IPW). Lembaga riset properti ini mengungkap tren perumahan di wilayah Jakarta, Bogor, Debok, Bekasi (Jabodebek) dan Banten selama periode kuartal III-2021.

CEO and Founder IPW, Ali Tranghanda mengatakan pada kuartal III-2021 pasar perumahan Jabodetabek-Banten mengalami pertumbuhan nilai penjualan cukup tinggi, yakni 53,5% (quarter-to-quarter/qtq), melanjutkan tren kenaikan yang terjadi sejak akhir 2020. Sedangkan pertumbuhan unit terjual sebesar 12,4% (qtq) menjadi 2.290 unit pada kuartal III-2021.

Menurut dia, pertumbuhan unit terjual ini lebih rendah dari peningkatan nilai penjualan yang mengindikasi bahwa harga rata-rata unit terjual lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari tren harga, rata-rata unit terjual mengalami pertumbuhan 36,6% (qtq) menjadi Rp1,04 miliar.

“Berdasarkan wilayah, kenaikan tertinggi harga rumah terjual rata-rata terjadi di Tangerang dan sekitarnya sebesar 66,9% sebagai indikasi lebih banyak rumah terjual di segmen menengah-atas,” ujar Ali seperti dikutip dari laporan Indonesia Property Watch bertajuk “Tren Perumahan Jabodebek-Banten Q3-2021” yang diterima Majalah RealEstat, baru-baru ini.

Sedangkan penurunan tertinggi harga rumah terjual rata-rata sebesar 19,8% terjadi di Cilegon sebagai indikasi minat pasar bergeser ke segmen menengah.

IPW mengungkap pertumbuhan penjualan rumah ready stock pada kuartal III-2021 tumbuh 14% (qtq), melanjutkan tren pertumbuhan yang terjadi sejak program insentif PPN diberlakukan pada 1 Maret 2020. Dimana komposisi penjualan rumah secara indent masih mendominasi sebesar 75,78%, dibandingkan ready stock sebesar 24,22%.

Berdasarkan unit terjual, wilayah Cilegon mengalami pertumbuhan unit tertinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara yang terendah ada di wilayah Serang yang turun 3,6%. (Rinaldi)
 
Sumber: