Berita

Dijamin Cuan, Pengembangan Hunian di Kawasan Matang

Administrator | Senin, 06 Maret 2023 - 13:31:19 WIB | dibaca: 39 pembaca

Ilustrasi (Foto:Istimewa)

Jakarta – Tren pengembangan perumahan yang menghasilkan cuan berlokasi di area megapolitan Jakarta berada di kawasan yang sudah matang. Pasalnya, kawasan tersebut sudah lengkap dengan infrastruktur yang memadai.

“Proyek perumahan yang bertumbuh saat ini berlokasi di kawasan matang dengan fasilitas yang lengkap. Misalnya, di sisi timur seperti Serpong ada BSD City, dan Summarecon di area Gading Serpong,” papar Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPP REI), Hari Ganie, dalam Sinar Mas Land Talkshow bertajuk ‘Pertumbuhan Sektor Properti; Peluang dan Tantangan 2023’ di BSD City, Tangerang, Rabu, 22 Februari 2023.

Hari menyatakan, banyak proyek perumahan yang dibangun di kawasan yang sudah matang karena adanya dukungan ketersediaan infrastruktur serta beragam fasilitas penunjang. “Namun, tentunya nama baik pengembang juga ikut menentukan keberhasilan penjualan hunian,” jelasnya.

Mengutip data Indonesia Property Watch (IPW), kata Hari,  sepanjang tahun 2022 pangsa pasar properti hunian yang moncer berada di kisaran harga Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. “Wilayah yang bertumbuh berada di kawasan yang sudah mapan dan memiliki economic base yang kuat,” ucap Hari.

Hari menuturkan, kawasan megapolitan Jakarta memiliki economic base masing-masing. Misalnya, di wilayah timur Jakarta adalah basis kawasan industri. Sedangkan sektor pariwisata mendominasi economic base di sisi selatan Jakarta. Adapun wilayah Depok merupakan basis kawasan pusat pendidikan tinggi.

“Captive market kita adalah housing backlog dan pertumbuhan kebutuhan rumah seiring hadirnya rumah tangga baru. Tinggal bagaimana menyesuaikan produk hunian dengan lokasi yang sesuai dan matang. Selain itu juga harus ada penyesuaian dengan target market kalangan milenial dan generasi Z,” tukasnya.

Outlook Properti
Hari Ganie menyatakan, sepanjang tahun 2022 subsektor properti yang paling bertumbuh adalah hunian tapak. “Subsektor hunian vertikal sepanjang tahun lalu belum pulih benar. Apalagi, kita ketahui bahwa sejak tahun 2015 subsektor apartemen dalam kondisi oversuplai,” ucap Hari.

Seiring meredanya pandemi, imbuh Hari, subsektor properti yang juga sudah mulai pulih yaitu penunjang sektor pariwisata dan hospitality. “Subsektor properti pergudangan juga sudah tumbuh signifikan. Sedangkan subsektor perkantoran dan apartemen memang belum banyak bergerak,” ujarnya.

Pendapat senada dilontarkan Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto. Menurutnya, iklim properti sepanjang tahun 2023 masih akan didominasi oleh subsektor rumah tapak. “Konsumen masih menganggap bahwa rumah tapak sebagai aset yang paling aman. Pengembangan rumah tapak ini tidak hanya didominasi oleh hunian bersubsidi saja. Bahkan developer skala besar juga sudah melirik pembangunan rumah tapak,” ungkap Ferry.

Ferry menjelaskan, subsektor logistik dan data center juga melanjutkan pertumbuhan sejak sebelum pandemi. “Selain itu, pendukung pariwisata seperti perhotelan serta pengembangan vila memperlihatkan pemulihan yang cukup cepat. Sedangkan service apartment yang mendukung pengembangan industri pariwisata masih dapat berjalan,” sebut Ferry.

Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Hermawan Wijaya mengungkapkan, pihaknya memasang target marketing sales (prapenjualan) sebesar Rp 8,8 triliun pada tahun 2023. Target tersebut tidak bergeser dari perolehan perseroan sepanjang tahun 2022.

“Untuk tahun 2023, perseroan menargetkan prapenjualan seperti tahun lalu,” kata Hermawan.

Dari total target itu, sebanyak Rp 5,77 triliun bersumber dari pra-penjualan rumah tapak. Berikutnya, kelompok usaha Sinar Mas Land ini juga mematok target prapenjualan properti komersial senilai Rp 1,46 triliun. Sedangkan Rp 1,58 triliun bersumber dari perusahaan patungan (joint venture).

Hermawan memaparkan, mayoritas transaksi prapenjualan sepanjang tahun 2022 atau ekuivalen 74 persen dari penjualan properti di BSD City. Berikutnya, sebesar 11 persen berasal dari penjualan unit properti di Grand Wisata, dan sebesar 7 persen dari proyek yang berlokasi di Kota Wisata.

Untuk tahun ini, manajemen memproyeksikan prapenjualan terbesar masih dari proyek properti di BSD City yakni sebesar 76 persen. “Sisanya terbagi di Grand Wisata, Kota Wisata, Legenda Wisata, Taman Banjar Wijaya, Taman Permata Buana, dan proyek yang berlokasi di Balikpapan,” pungkasnya. (BRN)


Sumber: