ASPIRASI DAERAH

Covid-19 Merebak, Penetapan Kek Baru di Babel Tertunda

Administrator | Rabu, 14 Oktober 2020 - 14:16:10 WIB | dibaca: 455 pembaca

Ketua DPD REI Babel, Dymas Dwi Setia

Pengembang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) masih optimis menanti penetapan dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) baru di daerah tersebut yakni KEK Sungailiat dan KEK Tanjung Gunung. Penetapan tersebut masih menunggu keputusan pemerintah pusat yang tertunda akibat merebaknya pandemik Covid-19.

Ketua Kehormatan DPD Realestat Indonesia (REI) Bangka Belitung Thomas Jusman mengungkapkan saat ini kedua KEK yang berlokasi di Bangka itu tinggal menunggu penetapan dari pemerintah pusat. Kedua KEK tersebut akan melengkapi KEK Tanjung Kelayang di Belitung yang sudah lebih dahulu ditetapkan.

“Penetapan KEK di Bangka ini diharapkan menjadi momentum yang tepat dan menguntungkan pembangunan daerah dengan mengundang lebih banyak investor mengucurkan modal di Bangka dan Belitung,” kata Thomas kepada Majalah RealEstat, barubaru ini.

Dia mengakui saat ini sektor pariwisata dan rekreasi sangat terdampak di Babel akibat merebaknya virus Corona. Beberapa hotel dan fasilitas penunjang pariwisata bahkan sudah tutup sementara. Apalagi saat ini penerbangan yang boleh masuk dan keluar dari Babel hanya untuk barang saja.

“Perkiraan kami sampai wabah Covid-19 ini berlalu yang diprediksi usai Lebaran nanti, pariwisata di Babel akan lesu. Apalagi sudah ada larangan mudik,” ungkap Thomas yang kini menjabat Wakil Ketua Umum DPP REI bidang Pariwisata dan Pusat Rekreasi tersebut.

Saat ini penerbangan ke Jakarta dari Bangka hanya ada satu penerbangan saja dalam sehari dan itu pun maskapainya terbatas. Dia berharap sektor pariwisata Babel dan nasional sudah menggeliat kembali pada Juli 2020.

Thomas yang juga Direktur PT Pantai Timur Sungailiat (PTS) menyebutkan luas KEK Sungailiat Bangka tahap pertama diperkirakan mencapai 273 hektar, dimana 18 hektar diantaranya merupakan wilayah bersinggungan yang dikelola bersama. Adapun keseluruhan total izin lokasi KEK mencapai 600 hektar.

Nilai investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan KEK ini diperkirakan mencapai Rp 5,3 triliun. Dengan rincianuntuk pembangunan sekitar Rp 4,6 triliun- Rp 4,8 triliun, dan infrastruktur Rp 600 miliar.

KEK Pantai Timur Sungailiat, mengusung tema integrated coastal entertainment destination, akomodasi (hotel, resort, dan glamping, homestay). Selain itu entertainment (old town garden, hillcrest park, theme park, water park, wetland park), commercial (mice, mall, lifestyle beach, festival beach, arts, crafts market, boardwalk dan marina, commercial center), serta kawasan residential.

Sektor Residensial
Selain segmen pariwisata, sektor residensial di Babel juga turut terpukul. Menurut Ketua DPD REI Babel, Dymas Dwi Setia, di segmen rumah komersial kelesuan sudah lama berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Sementara di segmen rumah subsidi kelesuan terjadi sejak tahun lalu dan dipastikan berlanjut pada tahun ini. Salah satunya akibat penyebaran pendemi Corona Virus atau Covid-19.

“Sejak tahun lalu untuk hunian MBR sudah lesu akibat kuota FLPP yang terhenti sejak pertengahan tahun. Di tahun ini juga sepertinya akan lesu karena imbas virus corona yang menekan daya beli masyarakat serta adanya penerapan aplikasi SiKasep dan SiKumbang secara mendadak,” papar Dymas.

Begitu pun, DPD REI Bangka Belitung sangat mengapresiasi relaksasi yang dikeluarkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait kembali diberlakukannya bantuan Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM). Menurut Dymas, SBUM sangat ditunggu-tunggu masyarakat.

“Sebab MBR di Babel cukup mengerti apa itu SBUM. Jadi ketika tahun lalu SBUM tidak ada, banyak calon konsumen yang mempertanyakan kepada pengembang,” ujar dia.

Selain itu, perubahan sistem yang dilakukan BTN sebagai bank yang paling banyak menyalurkan KPR bagi MBR juga menjadi salah satu hal yang membuat capaian pembangunan dan akad kredit di Babel pada tahun lalu terseok-seok. Dimana Bank BTN memusatkan verifikasi dengan sistem (mesin) sehingga banyak pengembang kewalahan. (Teti Purwanti)