TOPIK UTAMA

BTN-REI Perkuat Sinergi Di Hut REI ke-50

Administrator | Rabu, 05 Oktober 2022 - 13:30:35 WIB | dibaca: 230 pembaca

Foto: Istimewa

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) siap memperkuat sinergi dan terus mendukung Realestat Indonesia (REI) dalam penyediaan rumah yang berkualitas. Komitmen itu ditegaskan pada puncak perayaan Hut Rei ke-50 di Yogyakarta.

Kolaborasi antara Bank BTN dan REI selama ini telah mampu memberikan dampak positif bagi pembangunan perumahan dan permukiman di seluruh Indonesia. “Bersama dengan REI, Bank BTN semakin optimistis dapat menyukseskan Program Sejuta Rumah dengan menyediakan rumah-rumah berkualitas bagi masyarakat,” tegas Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo dalam konferensi pers HUT REI ke-50 di Yogyakarta, Kamis (19/5/2022).

Menurut Haru, di dalam ekosistem perumahan, REI adalah salah satu pemain terpenting. Untuk itu, Bank BTN mengharapkan pula dukungan dari REI untuk saling melengkapi dan bersinergi. Dikatakan, sinergi antara REI dengan Bank BTN adalah sebuah perjalanan yang panjang dan telah dilalui dengan berbagai dinamika sebagai bekal untuk menempuh perjalanan berikutnya.

“Bank BTN akan terus mendukung pembiayaan KPR untuk anggota REI di seluruh Indonesia baik subsidi maupun non-subsidi. Kerjasama antara Bank BTN dan REI sangat diperlukan, dan keharmonisan antara kedua belah pihak harus terus dijaga dan ditingkatkan,” ujar Haru. Dia mengatakan, kerjasama BTN dan REI sudah terjalin sejak Desember 1976 atau sejak KPR BTN ada. Dari realisasi KPR Subsidi dan Non Subsidi pada 2021 sebesar Rp24,7 triliun, sekitar Rp17,3 triliun diestimasi merupakan realisasi dari developer anggota REI.

Kerjasama antara BTN dan REI tidak sekadar untuk kepentingan bisnis semata, namun juga bertujuan untuk sosial melalui penyediaan hunian rumah yang berkualitas.

Haru berharap para anggota REI selalu memperhatikan betul mengenai layanan kepada konsumen misalnya sertifikat bisa selesai tepat waktu, kualitas bangunan dan juga mengenai prasarana jalan, listrik, dan ketersediaan air bersih.

Dari sisi pembiayaan, saat ini porsi total kredit Bank BTN sekitar 90% adalah di sektor perumahan dan pemegang saham mayoritas Bank BTN dalam hal ini pemerintah telah mengukuhkan dari 4 Bank Himbara, BTN adalah bank yang fokus ke perumahan.

“Ayo kita sama-sama bersinergi membantu Indonesia menyediakan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat,” ajak Haru.

Sebagai bentuk apresiasi Bank BTN kepada mitra pengembang dengan performa baik, lanjut Haru, Bank BTN saat ini sedang menyusun kebijakan kemudahan proses kredit yang akan diberlakukan pada tahun ini. Nantinya, seluruh pengembang akan dikategorikan berdasarkan faktor penilaian yang meliputi kualitas kredit, keuangan, dan manajemen. Kategori pengembang akan terdiri dari Developer Nasional, Platinum, Gold, Silver, dan Bronze.

“Dengan semakin tinggi tingkat performa tentunya akan mendapatkan privilege yang lebih banyak seperti kemudahan akad dengan proses yang lebih cepat dan kemudahan-kemudahan lain yang dapat mendukung kecepatan bisnis serta cash flow pengembang,” jelasnya.

Kontribusi BTN
Sementara Ketua Umum DPP REI Paulus Totok Lusida mengatakan Bank BTN merupakan bank BUMN satu-satunya yang memberikan dukungan terbesar dalam pembangunan rumah rakyat yang dilakukan REI selama ini.

Sejak KPR pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tahun 1976, total rumah yang didukung BTN sudah mencapai sekitar 5 juta unit. Adapun nilai kreditnya mencapai Rp365 triliun. Dari jumlah itu, 70% di antaranya merupakan produk rumah yang dibangun oleh anggota REI.

“REI akan terus bersinergi dan bekerjasama dengan Bank BTN, karena kami melihat hingga saat ini hanya BTN yang memberi porsi terbesar bagi fasilitas kredit properti. Jadi bukan hanya untuk KPR, tetapi untuk kredit konstruksi BTN merupakan yang terbesar,” tegas Totok.

Dia menambahkan, untuk memperluas jangkauan pembiayaan perumahan khususnya untuk segmen pekerja industri dan pekerja sektor informal (non-fixed income), REI akan menggandeng Bank BTN dalam menerapkan skema pembiayaan sewa-beli rumah.

Skema kepemilikan rumah secara sewa ke milik (beli) atau rent to own homes (RTO) ini merupakan perjanjian khusus yang memungkinkan konsumen dapat membeli rumah setelah beberapa tahun menyewa unit hunian tersebut. REI dan BTN sudah sepakat untuk memberlakukan skema tersebut.

Menurut Totok, lewat skema ini nantinya akan membuka kesempatan yang lebih luas bagi pekerja dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mendapatkan rumah yang layak huni. Skema RTO ini sudah diajukan dan disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) Basuki Hadimuljono. Bahkan penyusunan skemanya segera dibahas tim Kementerian PUPR dan REI.

“Jadi skema RTO ini akan diterapkan di kawasan-kawasan berbasis industri seperti di Cikarang, Karawang, Purwakarta, Serang dan lainnya. Salah satu proyek percontohan yang akan dibangun berupa rusunami di Jababeka City,” kata Totok dalam konferensi tersebut.

Dijelaskan, skema ini layaknya sharing pembiayaan. Dimana porsi pekerja 40% dan pengembang sebagai owner 60%. Setelah lima tahun sewa berjalan, pekerja dapat memutuskan opsi untuk membeli rumah tersebut dengan uang muka (down payment/DP) dari uang sewanya selama ini dan mencicil ke BTN untuk masa 10-15 tahun berikutnya.

Skema RTO diyakini REI akan memudahkan konsumen dengan kemampuan finansial terbatas untuk dapat membeli rumah. Selain itu, skim ini secara bisnis juga dinilai menguntungkan bagi pengembang dan bank sehingga layak untuk diterapkan di seluruh Indonesia.

“Masalah utama konsumen saat ingin membeli rumah adalah kemampuan menyiapkan uang muka yang terbatas. Karena itu, berbagai skema pembiayaan perlu terus digali termasuk rent to own homes karena uang sewa nantinya dapat dijadikan uang muka,” kata Totok. (Rinaldi)


Sumber: