INFO DPD REI

Bisnis Properti di Papua Barat Kembali Menggeliat

Administrator | Senin, 13 Februari 2023 - 12:00:20 WIB | dibaca: 326 pembaca

Bisnis Properti di Papua Barat Kembali Menggeliat

Pengembang perumahan di Provinsi Papua Barat optimistis industri properti akan menggeliat karena adanya pertumbuhan ekonomi daerah. Seiring menurunnya dampak pandemi covid-19, kebutuhan hunian bagi warga masyarakat di kepal a burung papua diproyeksi bakal ikut naik.
 
Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan ekonomi di provinsi ini pada semester I 2022 sebesar 2,40%, dibandingkan semester I 2021. 

“Di masa pandemi Covid-19, pengembang perumahan sempat mengalami kelesuan. Tapi, saat ini di era kenormalan baru yang diikuti pertumbuhan ekonomi, kami yakin bisa mencapai target pembangunan perumahan di tahun 2022 yakni sebanyak 1.200 unit rumah,” papar Ketua Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) Papua Barat V. Julius Lois, dalam Musyawarah Daerah (Musda) III REI Papua Barat, di Hotel Aston Niu Manokwari, Kamis, 25 Agustus 2022. 

Praktis selama pandemi, ujarnya, porsi pembangunan rumah di Papua Barat hanya 500 unit rumah. Angkanya sedikit naik pada tahun 2021 yakni sebesar 600-an unit rumah. Pengembangan hunian subsidi itu tersebar di sejumlah wilayah di Papua Barat, yakni Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Sorong, Kota Sorong, Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Kaimana. 

“Saat ini ada 19 perusahaan pengembang anggota REI yang aktif membangun di seluruh wilayah tersebut,” ucap Julius. 

Tahun ini, REI Papua Barat menaikkan targetnya menjadi 1.200 rumah. Sebanyak 90 persen dari target itu merupakan rumah ber-subsidi. Julius berharap masyarakat dapat memanfaatkan program penyediaan hunian sebaik-baiknya. 

Lebih jauh, dia mengungkapkan, jumlah penduduk yang hanya 1,13 juta menjadi kendala dalam penjualan rumah subsidi di Papua Barat. Fakta bahwa pandemi Covid-19 juga berperan besar dalam menurunkan daya beli masyarakat di provinsi tersebut. 

“Demografi di Papua Barat memang menjadi tantangan besar dalam penyediaan hunian bagi masyarakat. Sebagai ibu kota pro-vinsi, Kabupaten Manokwari hanya berpenduduk sekitar 200 ribu jiwa,” ucap Julius usai terpilih kembali menjadi Ketua REI Papua Barat masa bakti 2022 - 2025. 

Julius menyatakan, untuk menjadi sebuah bonus demografi dalam mendukung penjualan rumah subsidi setidaknya sebuah wilayah harus memiliki jumlah penduduk sedikitnya 500 ribu jiwa. 

“Riset menyebut, jumlah penduduk paling ideal 500 ribu jiwa di suatu kota untuk dapat mendorong pertumbuhan bisnis properti di wilayah tersebut,” jelasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat tahun 2021 menyebutkan jumlah penduduk di daerah itu mencapai 1.134.068 jiwa. Kelompok usia 20-24 tahun menduduki peringkat pertama yakni sejum-lah 112.101 jiwa. Posisi kedua yakni 108.012 jiwa ditempati penduduk dari kelompok usia 15-19 tahun. 

Sementara data Kementerian Pekerja-an Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan pada tahun 2019 angka kekurangan kebutuhan rumah (housing backlog) di Papua Barat tercatat 5.118 unit. Kesenjangan antara kebutuhan dengan ketersediaan pasokan terbesar di Kabu-paten Raja Ampat yakni sebesar 856 unit rumah. 

Dari 19 perusahaan pengembang pro-perti anggota REI Papua Barat, per Agustus 2022 telah terbangun sebanyak 700 unit rumah. Saat ini anggota REI Papua Barat telah membangun perumahan bersubsidi yang tersebar di 80 lokasi. Konsumen ma-yoritas berasal dari kalangan aparatur sipil negara (ASN), TNI dan Polri. 

Perlu Komitmen 
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP REI bidang Percepatan Pembangunan Perumahan Subsidi Muhammad Arief Mone meyakini bahwa target 1.200 unit rumah di Papua Barat dapat tercapai. Untuk itu, perlu adanya komitmen dari anggota REI Papua Barat guna mendorong masyarakat bertransaksi rumah. 

“Pandemi mengajarkan kita untuk beli rumah. Bagi masyarakat yang sebelumnya masih mengontrak atau tinggal di rumah orang tua, dengan adanya pembatasan aktivitas menjadi peluang untuk pemasaran rumah. Sebab kewajiban work from home mau tidak mau memaksa masyarakat untuk berpikir membeli rumah yang layak huni serta dapat mendukung kegiatan bekerja,” ucapnya. 

Arief Mone berharap penyediaan hu-nian bagi warga Papua Barat bisa lebih digenjot lagi. “Kami ingin agar pasokan hu-nian di Papua Barat setidaknya mencapai 5.000 unit per tahun. Saya yakin REI Papua Barat bisa mewujudkannya,” ucap Arief. 

Di kesempatan yang bersamaan dengan Musda III REI Papua Barat digelar eksebisi atau event pameran bagi warga Manokwari dan sekitarnya. Kegiatan yang diselenggarakan di Manokwari Central Mall ini diikuti oleh seluruh anggota REI Papua Barat. 

Wakil Sekretaris Jenderal DPP REI Marla, Beatriecs Kailola mengatakan pameran ini merupakan yang kedua setelah terbentuk-nya REI Papua Barat. 

“Jangan takut beli rumah. Mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu, kelompok milenial akan semakin sulit beli rumah. Mumpung masih ada kesempatan, jadi mari kita bertransaksi rumah karena pasti un-tung,” ujarnya. (Oki Baren)


Sumber: