TEROBOSAN

Bisnis Properti di Banten Dibayangi Aura Positif

Administrator | Rabu, 17 Oktober 2018 - 11:12:12 WIB | dibaca: 670 pembaca

Foto: Istimewa

Tren positif di sektor properti terus terjadi pada triwulan terakhir 2017 di Banten. Peningkatan tersebut terlihat cukup signifikan mengingat penjualan rumah pada triwulan ketiga justru anjlok, demikian hasil riset Indonesia Property Watch (IPW). Disebutkan, nilai penjualan perumahan di Banten di triwulan akhir 2017 mengalami peningkatan tajam sebesar 79 persen dibanding triwulan sebelumnya dengan total nilai penjualan mencapai Rp 530 miliar. Pertumbuhan tinggi juga diperlihatkan berdasarkan jumlah unit terjual, yaitu 124,6 persen.

Ketua DPD REI Banten, Roni H. Adali mengatakan tahun lalu memang hampir semua pengembang termasuk di Banten menggenjot penjualan di semester kedua guna mengejar target penjualan. Itu kerap terjadi karena pada semester pertama biasanya lebih banyak konsumen wait and see.

“Saya secara pribadi sangat merasakan pertumbuhan untuk penjualan untuk rumah-rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), dan kalau MBR saja perjualan bagus harusnya komersial juga bertumbuh,” kata Roni kepada Majalah RealEstat, baru-baru ini.

Secara rinci, menurut Roni pada November dan Desember paling banyak terjadi penjualan. Di Banten peningkatan tajam penjualan perumahan mencapai sebesar 79 persen dengan total nilai penjualan mencapai Rp 530 miliar. Pertumbuhan tinggi juga diperlihatkan berdasarkan jumlah unit terjual, yaitu 124,6 persen.

Penjualan tertinggi terjadi di Kabupaten Tangerang dan sekitarnya hingga 101,2 persen. Sedangkan di Cilegon, terjadi penurunan nilai penjualan rumah di Cilegon sebesar 16,5 persen. Meski, naik tipis, kenaikan penjualan juga terjadi di Serang yakni sebesar 9,6 persen. Roni juga menyebutkan pembangunan rumah MBR oleh anggota REI lebih dari 9.000 pada 2017 atau sekitar 22 persen dari total penjualan rumah di Banten. Sedangkan penjualan rumah seharga Rp 500 juta–Rp 1 miliar per unit sebesar 16,7 persen, dan selebihnya pasar perumahan di atas Rp 1 miliaran.

Sementara tahun ini, REI Banten menargetkan pembangunan rumah subsidi sebanyak 15 ribu unit atau naik 50 persen dari target tahun 2017 sekitar 10 ribu unit.

“Target tersebut ditetapkan sudah melalui sejumlah pertimbangan, salah satunya karena adanya penambahan jumlah pengembang rumah subsidi di Banten. Saat ini jumlah anggota kami lebih dari 200 pengembang, dan terus bertambah,” ungkap dia.

Untuk penjualan rumah-rumah MBR, saat ini pembangunannya terkonsentrasi di tiga kawasan utama yakni, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, dan Balaraja yang merupakan kantong-kantong industri di Banten.

Roni mengaku banyak indikasi positif untuk sektor properti pada 2018. Salah satunya adalah makro ekonomi Indonesia yang cenderung stabil, dan infrastruktur yang gencar dibangun turut mendorong geliat ekonomi masyarakat. Semua itu membuat pengembangn lebih percaya diri dalam melakukan pembangunan properti khususnya perumahan. Teti Purwanti