Berita

Berpotensi Tumbuh, Sektor Properti Tetap Perlu Ditopang Stimulus

Administrator | Senin, 06 Maret 2023 - 12:09:17 WIB | dibaca: 161 pembaca

Narasumber di media talkshow bertajuk Pertumbuhan Sektor Properti; Peluang dan Tantangan di 2023

BSD CITY – Sektor properti di tahun 2023 diyakini masih bergerak positif sejalan dengan proyeksi sejumlah lembaga keuangan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh hingga 5%. Namun masih tetap dibutuhkan stimulus dari pemerintah untuk mendukung perusahaan properti dalam memberikan produk terbaik bagi masyarakat.

Demikian kesimpulan dari media talkshow bertajuk “Pertumbuhan Sektor Properti; Peluang dan Tantangan di 2023” yang diadakan Sinar Mas Land di BSD City, Tangerang, Rabu (22/2).

Sekretaris Jenderal DPP Realestat Indonesia (REI) Hari Ganie mengatakan sektor properti akan tetap tumbuh positif di 2023. Hal ini ditopang tingkat inflasi yang terkendali di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain dan perbaikan ekonomi dan daya beli masyarakat seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, adanya ancaman resesi justru membuat masyarakat Indonesia cenderung untuk berinvestasi di dalam negeri.

“Yang patut disyukuri bahwa kebutuhan perumahan di Indonesia selalu meningkat didukung pertumbuhan penduduk dan bonus demografi berupa populasi penduduk produktif yang tinggi termasuk generasi muda milenial,” ujarnya.

Di sisi lain, Hari Ganie mengingatkan pemerintah bahwa kebangkitan industri properti sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Menurutnya, sektor properti berkontribusi 13,6% terhadap PDB (produk domestik bruto) nasional, mampu menyerap tenaga kerja hingga 8,5 juta pekerja atau 6,95% dari total tenaga kerja nasional di tahun 2020, serta membawa multiplier effect (efek berganda) dan rantai pasok terhadap 175 industri lain yang sebagian besar merupakan konten lokal.

“Untuk itu, perlu kiranya pemerintah untuk terus mendukung bertumbuhnya sektor properti dengan berbagai insentif kebijakan dan stimulus termasuk melanjutkan kembali insentif pajak pertambahan nilai di tanggung pemerintah (PPN DTP) untuk konsumen rumah,” sebutnya.

Pemerintah, harapnya, juga perlu membuat terobosan kebijakan atau dukungan stimulus untuk mendorong properti high-rise (vertikal). Karena di suatu daerah terlebih di kota-kota padat penduduk, yang paling ideal dan sangat dibutuhkan adalah produk hunian vertikal (apartemen) untuk mengurai kemacetan dan ongkos transportasi.

“Stimulus atau kebijakan baru untuk high-rise ini sangat membantu baik untuk konsumen maupun pemerintah untuk menciptakan kota yang lebih baik,” kata Hari Ganie.

Indikasi adanya prospek yang lebih baik pada sektor properti di tahun 2023 dibandingkan tahun lalu juga disampaikan Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia. Menurutnya, saat ini ekonomi dan daya beli konsumen sudah mulai bergerak ke arah yang lebih baik seiring membaiknya penanganan dan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

“Jika sebelumnya konsumen masih menimbang-nimbang dan tidak terburu-buru untuk membeli properti, maka tahun 2023 akan berbeda. Tahun ini dapat dikatakan sebagai momentum yang tepat, karena di tahun 2024 kemungkinan adanya ketidakpastian kembali karena adanya aktivitas politik nasional,” jelasnya.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan di sektor properti tersebut, sejumlah kebijakan strategis yang dilakukan pemerintah seperti kelonggaran aturan LTV/FTV sebesar 100% dapat menyokong penjualan properti sehingga kebutuhan masyarakat akan hunian dapat terpenuhi.

Welly Yandoko, Executive Vice President Consumer Loan BCA menyebutkan pihaknya akan sepenuhnya mendukung kebijakan makroprudensial sektor properti dan optimis penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) di tahun ini tetap akan tumbuh.

“Hal ini didorong karena potensi bisnisnya cukup besar di tengah jumlah backlog kebutuhan perumahan masyarakat Indonesia yang masih besar dan pembiayaan KPR tetap menjadi pilihan utama konsumen dalam membeli aset properti saat ini,” ungkapnya.

Strategi Inovasi

Dalam kesempatan tersebut, Hermawan Wijaya, Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk menegaskan pengembang properti menyadari adanya tantangan ekonomi global maupun nasional yang bisa mempengaruhi pertimbangan masyarakat untuk membeli rumah maupun investasi di sektor properti.

“Namun, kami tetap berkeyakinan pada keberlanjutan strategi inovasi produk Sinar Mas Land yang selalu memperhatikan tren dan kebutuhan konsumen serta pangsa pasar yang dapat kami serap,” katanya.

Hermawan Wijaya menambahkan, sebagai salah satu perusahaan properti yang fokus pada kebutuhan konsumen, Sinar Mas Land juga memberikan stimulus untuk mengajak masyarakat tetap melirik sektor properti di tahun 2023 dengan meluncurkan program national sales bertajuk Smart Move.

Program ini memberikan subsidi bunga, subsidi DP, hingga subsidi biaya KPR dan diharapkan dapat meyakinkan konsumen untuk membeli properti idaman mereka pada tahun ini.

Pasar properti yang kuat di 2023 juga terlihat dari tingginya permintaan produk properti di segmen premium di BSD City. Sinar Mas Land optimis bahwa segmen properti premium akan semakin meningkat seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia.

Salah satu produk yang dirilis diawal tahun 2023 adalah kawasan residensial terbaru yakni EONNA. Berdiri di atas lahan 12 hektar, kawasan hunian ini dilengkapi fasilitas club house dan taman-taman bertemakan asia oriental. Unit rumah di EONNA dijual mulai dari harga Rp4,8 miliar hingga Rp10 miliar. (MRI)


Sumber: