ASPIRASI DAERAH
Belum Pulih Pasca Gempa, Properti Sulteng Masih Stagnan
Bank Indonesia (BI) merilis kalau virus SARSCoV-2 atau Covid-19 pada akhir triwulan I-2020 menjadi eksternalitas negatif terhadap ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). akibatnya optimisme korporasi dan rumah tangga mengalami penurunan.
Sementara itu, perkembangan indikator perbankan seperti pertumbuhan aset dan kredit mengalami perlambatan. Namun demikian, perkembangan rasio kredit bermasalah masih terkendali dalam level yang rendah yakni 2,58% walaupun meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
BI juga merilis jika perekonomian Sulteng pada triwulan III-2020 diprakirakan tumbuh stabil. Meski secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 masih akan relatif lebih rendah dibandingkan 2019. Lalu bagaimana dengan kondisi bisnis properti di Sulteng?
Sekretaris DPD REI Sulteng, Muhammad Rizal yang menanggapi rilis Bank Indonesia tersebut mengungkapkan sangat mungkin proyeksi tadi terjadi di Sulteng seperti halnya yang terjadi di daerah-daerah lain di Indonesia.
Menurut dia, masalah properti di Sulteng sama dengan banyak daerah yang masih berkutat dengan masalah kuota rumah subsidi, ketatnya perbankan dan dampak Covid-19 terhadap daya beli masyarakat.
“Kalau masalah pasti tidak jauh berbeda dari yang lain, namun di sini lebih kompleks karena Sulteng belum pulih dari dampak gempa kemarin, sehingga bank misalnya sangat ketat terhadap calon nasabah,” papar Rizal.
Dia menambahkan, kendala RPC saja sudah sangat ketat, ditambah dengan adanya corona membuat perbankan semakin selektif seperti untuk wiraswata dan pekerja informal kini semakin sulit untuk disetujui pengajuan kreditnya. Perbankan hanya mampu memberikan kredit kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pegawai tetap Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Meski begitu, pada Agustus 2020 ada kabar sejumlah bank berencana melonggarkan aturan dan saat ini masih sosialisasi. Padahal, menurut Rizal,
pengembang di Sulteng terus berjualan dan mempromosikan proyek-proyek mereka.
“BTN sekarang masih sangat sulit karena pengetatan dan RPC, sedangkan Bank Pembangunan Daerah (BPD) sudah kehabisan kuota,” ungkap Rizal.
Untungnya, beberapa perbankan syariah masih bergerak meski sangat terbatas dan pencairan yang lambat. Tetapi hal ini masih disyukuri pengembang karena memang pandemi membuat penjualan sangat berkurang karena tatap muka yang dibatasi ditambah masyarakat di Sulteng belum sepenuhnya pulih secara ekonomi pasca gempa.
Restrukturisasi Utang
Di sisi lain, saat pengembang di daerah lain berlomba-lomba mengajukan restrukturisasi yang diberikan pemerintah, pengembang di Sulteng justru tidak mengajukan hal tersebut, karena pada tahun lalu sudah mendapat restrukturisasi akibat gempa.
Menurut Rizal, pengembang pada akhir tahun lalu baru mulai mengerjakan proyek baru dan ketika itu sudah diberikan restrukturisasi oleh perbankan.
Sementara itu, target pengembang Sulteng yang tergabung di REI tahun ini adalah sebanyak 2.000 unit. Namun hingga kuartal III-2020 yang akan segera berakhir, baru realisasi sekitar 40%.
Di sisi lain, angka tersebut sudah cukup baik dibandingkan beberapa daerah lain. Rizal secara rinci menyebutkan beberapa pengembang di Sulteng ada yang tengah melakukan penjajakan lanjutan setelah ada pengembang yang berhasil bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk pembangunan rumah komunitas di Sulteng.
“Memang baru satu, tapi kami berharap akan ada pengembangan lain sehingga pengembang di Sulteng ikut produktif juga,” harap Rizal.
Pengembang di daerah itu juga mengalami beberapa kendala dalam masalah kelistrikan. Rizal menyebutkan baru mendapatkan edaran kalau setidaknya hingga Desember 2020, pengembang harus menyiapkan jaringan listrik. Akibat edaran itu, REI Sulteng sudah mengimbau anggotanya untuk berhitung ulang biaya produksi untuk menyesuaikan dengan beban baru tersebut. (Teti Purwanti)
Sumber
- Penjualan Hunian di Singapura Kembali Menggeliat
- Berharap New Normal Jadi Titik Kebangkitan Properti Sumsel
- Mendorong Kebangkitan Properti Melalui Stimulus
- Kinerja Sektor Industri dan Logistik Masih Stabil
- Transaksi di Property Fiesta Virtual Expo Bisa Dapat Emas 25 Gram