Berita

Bank BTN Bidik Kemitraan REI Sultra

Administrator | Senin, 22 Mei 2023 - 13:26:57 WIB | dibaca: 171 pembaca

Kendari – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengajak pengembang anggota REI Sulawesi Tenggara untuk menjalin kemitraan dalam penyediaan hunian bersubsidi. Hal itu seiring masih tingginya potensi pengembangan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di provinsi yang memiliki tambang nikel terbesar di Indonesia.

“Realisasi penyaluran KPR subsidi Bank BTN Kendari tahun 2022 lalu sebesar 2.922 unit atau setara Rp 424,98 miliar dari target 2.256 unit rumah. Potensi pasar perumahan bersubsidi di wilayah ini relatif masih cukup tinggi,” papar Branch Manager Bank BTN Kendari, Astaufik, dalam pembukaan Pelatihan Menjadi Developer yang Tangguh bertema ‘Short Course Pembangunan Perumahan Subsidi dan Komersial’ yang digelar Badan Pendidikan dan Pelatihan REI, di Kendari, Rabu, 10 Mei 2023.

Astaufik mengutarakan, anggota REI Sultra berkontribusi sekitar 70 persen dari total realisasi penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi. “Kami berharap kegiatan pelatihan ini dapat mendongkrak penyaluran KPR subsidi. Kegiatan ini tentunya bisa menumbuhkan ketertarikan pengembang untuk bermitra dengan Bank BTN,” tegas Astaufik.

Untuk tahun 2023 ini, Bank BTN Kendari menargetkan pembiayaan hunian subsidi sebesar 2.490 unit atau setara Rp 379,92 miliar. Sedangkan dari sisi pembiayaan syariah, BTN Syariah mencetak 1.456 unit atau setara Rp 214,10 miliar dari target 1.030 unit.

Kinerja Positif
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Sultra tahun 2022 lalu sebesar 5,53 persen. Angkanya lebih tinggi daripada realisasi pertumbuhan ekonomi nasional yakni 5,31 persen. Sementara itu, ketersediaan lapangan kerja dan serapan tenaga kerja di Sultra menunjukkan tren positif seiring pemulihan kondisi perekonomian dan kegiatan dunia usaha.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, peningkatan penggunaan tenaga kerja terjadi pada berbagai lapangan usaha utama yang memiliki pangsa terbesar seperti sektor pertambangan dan perdagangan. Bahkan, tambang nikel di Sultra memiliki cadangan terbesar di Indonesia.

“Potensi bisnis pengembangan perumahan di Sultra, khususnya di Kota Kendari masih sangat besar. Kami siap menjalin kemitraan bersama REI Sultra untuk pengembangan bisnis perumahan di daerah,” tutur Astaufik.

Di sisi lain, Ketua Badan Pendidikan dan Pelatihan REI MR Priyanto menuturkan, kegiatan pelatihan ini merupakan tanggung jawab asosiasi REI untuk meningkatkan profesionalisme anggotanya. “Ada tiga komponen yang harus ada dalam upaya menaikkan profesionalisme anggota REI. Yakni, kualifikasi, kompetensi dan kinerja anggota asosiasi ini,” tegas Priyanto.

“Kualifikasi adalah keahlian developer, sedangkan kompetensi merupakan kemampuan berlandaskan pengetahuan dan keterampilan. Adapun kinerja merupakan capaian perusahaan,” lanjut MR Priyanto.

Pengembang Tangguh
Abrar, salah satu peserta pelatihan mengungkapkan, pengembang di daerah sangat membutuhkan tips untuk menjadi pelaku usaha yang tangguh. Terkadang ada disparitas kebijakan yang berlaku di kalangan pengembang di daerah. Bug Bounty Tips

Abrar mencontohkan, pihaknya sempat terkendala saat hendak mengajukan perjanjian kerja sama (PKS) dengan bank karena status lahan masih milik perorangan. “Bank tidak mau PKS sebelum lahan itu berubah status menjadi milik pengembang. Tapi, ternyata ada pengembang lain yang bisa menjalin PKS dengan lahan yang masih berstatus milik pribadi,” ucap developer yang mengembangkan hunian subsidi di Kabupaten Kolaka Utara.

Narasumber diklat, Djoko Slamet Oetomo menjelaskan, bank tentunya butuh kepastian hukum saat mendanai aktivitas pelaku usaha. “Bisnis proses sesuai ketentuan yang berlaku memang mensyaratkan lahan milik pengembang harus sudah berstatus Hak Guna Bangunan (HGB). Tujuannya agar menghindari adanya dobel proses dalam pengurusan sertipikat tanah,” pungkasnya. (BRN)
 
 
Sumber: