KAWASAN

Banjir Properti, Karawang Makin Naik Daun

Administrator | Rabu, 07 Oktober 2020 - 11:22:25 WIB | dibaca: 972 pembaca

Foto: Istimewa

Kawasan Karawang, Jawa Barat, dinilai potensial bagi bisnis hunian. Potensi pasarnya berasal dari kebutuhan tempat tinggal para pekerja dari ribuan perusahaan yang beroperasi di kawasan industri di daerah tersebut.

Saat ini Karawang telah menjelma sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi investasi cukup besar di sektor properti terutama hunian. Tak hanya itu, melihat pergerakan sektor industri yang telah mengarah ke koridor timur Jakarta, Karawang pun diprediksi bakal tumbuh menjadi sebuah kota terintegrasi dengan tatanan kota berkelas dunia.

Managing Director Pollux Properti Group, RM. Suryo Atmanto mengatakan kawasan Karawang merupakan salah satu peyangga perekonomian nasional, dimana hampir 14 ribu hektar kawasan industri beroperasi di daerah ini. Bisa dimaklumi jika lebih dari 40% hasil ekspor Indonesia diproduksi dari kota ini.

Selain itu, lebih dari 2000 perusahaan multinasional maupun internasional berada di sini sehingga menjadikan Karawang sangat potensial dan prospektif sebagai lokasi investasi yang akan terus berkembang dan menjanjikan termasuk di sektor properti.

“Karawang juga terus berkembang dengan masifnya pembangunan infrastruktur dan transportasi seperti elevated toll road, kereta api cepat Jakarta - Bandung, Light Rail Transit, serta sarana seperti Bandara Kertajati dan Pelabuhan Patimban,” ujar Suryo kepada wartawan, baru-baru ini.

Menurut dia, dengan pertimbangan itulah Pollux Properti Group mengembangkan proyek Pollux Technopolis yang diharapkan dapat menjadi ikon baru di tengah kota industri sekaligus new central business district (CBD) terbaik di Karawang.

Proyek tersebut terletak di exit toll Karawang Barat tepatnya di Kilometer 47. Lokasinya strategis karena berada di tengah-tengah kawasan industri terbesar di Asia Tenggara. Pengembang ini bahkan sudah menggandeng PT PP (Persero) Tbk, sebagai kontraktor utama pembangunan Pollux Technopolis. Proyek ini dibesut PT Pollux Lito Karawang yang merupakan perusahaan joint venture antara PT Pollux Properti Indonesia Tbk dan Lito Group.

Pollux Technopolis meliputi 26 tower apartemen dan 368 unit ruko serta berbagai fasilitas penunjang lainnya. Pengembangan dilakukan secara bertahap.

Pengembang lainnya, PT Emerald Land Development, Minggu (8/3/2020), juga memulai pembangunan kawasan mixed use development seluas 50 hektare bertajuk “Emerald Neopolis” di Karawang Barat.

Pengembangan Emerald Neopolis yang akan mengintegrasikan landed house Klaster Emerald Park, apartemen, sentra perbelanjaan, perkantoran, sarana pendidikan, dan rumah sakit secara bertahap.

Tahap pertama akan dihadirkan kawasan hunian tapak seluas 13 hektar yang dilengkapi fasilitas olah raga serta taman tematik cukup luas.

Direktur Utama Emerald Land Development, Dodi Pramono mengatakan proyek Emerald Neopolis menempati area yang cukup strategis di tengah-tengah Kota Karawang, tepatnya di Teluk Jambe Timur. Terletak persis di samping jalan tol Jakarta – Cikampek KM 52, atau dekat exit toll Karawang Barat.

“Ke depan lokasi ini menjadi sangat strategis karena berada tepat di samping jalan alteri yang menghubungkan wilayah Karawang Barat dan Karawang Timur,” kata dia.

Dodi menjelaskan, selama ini akses penghubung kedua wilayah tersebut hanya satu yaitu melalui pusat Pemerintahan Kabupaten Karawang. Saat ini, rencana pembangunannya sudah masuk tahap finalisasi.

Selain itu, beroperasinya proyek tol Jakarta-Cikampek elevated juga semakin menambah daya tarik kawasan Karawang. Infrastruktur di Karawang juga akan semakin lengkap jika nanti kereta api cepat Jakarta-Bandung beroperasi.

Dengan jumlah penduduk yang padat dan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) Karawang paling tinggi di Jawa Barat yakni Rp 4,2 juta per bulan, kebutuhan hunian dan properti fasilitas penunjang kota di Karawang masih cukup tinggi.

Di samping Pollux Properti Group dan Emerland Land Development, beberapa pengembang skala besar juga sudah masuk berinvestasi di Karawang seperti Taruma City besutan Agung Podomoro Land (APL) dan Galuh Mas City yang dikembangkan PT Galuh Citarum.

Kawasan Bersaing
Menurut Hendra Hartono, CEO Leads Property Indonesia, kawasan timur Jakarta seperti Bekasi, Cikarang dan Karawang memang semakin dilirik oleh pencari properti terutama dengan dibangunnya beragam infrastruktur di koridor tersebut.

“Karawang juga dekat dengan Bandara Kertajati dan Pelabuhan Patimban. Dengan begitu, aktivitas industri akan semakin kokoh di situ. Sehingga kebutuhan hunian dan properti akan selalu ada,” papar dia.

Kepala Riset dan Konsultasi Savills Indonesia, Anton Sitorus menambahkan secara makro sektor properti di Indonesia masih berpeluang besar untuk terus berkembang. Khususnya di wilayah dengan pengembangan infrastruktur yang masif seperti di koridor timur Jakarta.

Riset Savills Indonesia mengungkapkan pengembangan infrastruktur akan menaikkan nilai properti hingga 30% per tahun dan akan terus naik seiring progress infrastruktur tersebut.

“Kawasan yang memiliki potensi tersebut salah satunya di koridor timur Jakarta yang mencakup Bekasi, Cikarang, Karawang, Purwakarta, dan sekitarnya,” kata Anton.

CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda sependapat bahwa Karawang memiliki basis ekonomi yang kuat karena wilayahnya beroperasi aktif sebagai kawasan industri. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan kawasan Cikarang menyumbang 34,45% penanaman modal asing secara nasional dengan volume ekspor dari kawasan tersebut mencapai 45%.

“Infrastruktur yang terus dibenahi, basis ekonomi kuat dengan kawasan industri terbesar bahkan se-ASEAN, dan harga lahan yang relatif masih rendah menjadi daya tarik Karawang sebagai tujuan investasi pengembang,” kata Ali.

Range harga tanah di Karawang kini berkisar antara Rp5 juta-Rp12 juta per m2. Harga itu lebih murah dibanding dengan lahan di koridor barat yang sudah mencapai Rp 9 juta-Rp17 juta per m2.

Melihat fakta-fakta ini, Ali yakin koridor timur akan menjadi area yang paling potensial untuk pengembangan proyek properti di sekitar Jakarta hingga beberapa tahun mendatang.

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengatakan pihaknya sangat mendukung dan menunggu masuknya lebih banyak investasi properti hunian, terutama yang berkonsep vertikal.

“Kami harapkan pengembangan hunian diarahkan ke atas, agar penggunaan lahan semakin efektif,” kata dia.

Alasannya, Cellica tetap menginginkan Karawang tetap menjadi lumbung padi bagi Jawa Barat dan pusat ketahanan pangan nasional. Dia pun berjanji akan memberikan insentif kemudahan perizinan kepada developer yang ingin melakukan pengembangan properti asalkan sesuai dengan desain RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) kabupaten. (Rinaldi)