ASPIRASI DAERAH
Akibat Pandemi, Realisasi KPR di Batam Anjlok Hingga 70%
Semua sektor usaha mengalami perlambatan akibat merebaknya pandemi dan penerapan pembatasan aktivitas masyarakat, tidak terkecuali di bisnis properti. Hampir di semua daerah di Indonesia mengalami penurunan realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) termasuk di Kota Batam.
Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Khusus Batam, Achyar Arfan menyebutkan realisasi KPR di Batam turun drastis karena perbankan sangat selektif. Bahkan Bank BTN memiliki daftar hingga 14 industri yang tidak bisa melakukan KPR di Batam. Padahal, sudah banyak pengajuan sejak 2019 karena konstruksi rumah sudah selesai dan infrastruktur sudah tersedia.
“Realisasi KPR di sini turun hingga 70% secara total untuk subsidi dan non-subsidi. Namun, subsidi sendiri setidaknya drop hingga 40%,” rinci Achyar kepada Majalah RealEstat, baru-baru ini.
Dia menjelaskan untuk subsidi masih lebih baik karena pada awal tahun sudah ada realisasi. Namun disebutkan, setelah Januari sama sekali tidak ada realisasi karena aturan SiKasep dan SiKumbang. Ditambah lagi sejak Februari-Maret-April kuota subsidi habis.
Sedangkan selama Mei ada realisasi karena pemerintah memberikan kuota Subsidi Selisih Bunga (SSB). Sementara Juni kembali tidak ada realisasi karena imbas pandemi, kemudian Juli masuk era new normal dan mulai ada sedikit realisasi.
Untungnya, menurut Achyar, perbankan di Batam mau mengkaji ulang mengenai pemberian KPR kepada pegawai kontrak. Pasalnya di Batam memang secara alami lebih banyak pegawai kontrak daripada pegawai tetap di berbagai industri.
Achyar bahkan mencontohkan bisa saja seorang pegawai menjadi pegawai kontrak selama 18 tahun masa kerja. Sehingga perbankan memberikan kelonggaran kepada calon konsumen dengan status pegawai kontrak minimal dua tahun di perusahaan yang minimal sudah beroperasi lima tahun semenjak Juli lalu.
Hal ini, ujar dia, bisa menjadi angin segar agar bisa merealisasikan 900 unit rumah hingga akhir tahun ini. Meski angka tersebut lebih kecil dari target tahunan di Batam yang mencapai 1.300 unit setiap tahunnya, namun setidaknya sedikit melegakan pengembang di kota pulau tersebut.
Di sisi lain, target realisasi tersebut tetap saja memberatkan pengembang yang memiliki ready stock rumah hingga 500 unit dengan utang ke perbankan, karena harus melunasi kontraktor sementara realisasi KPR tidak tuntas.
“Sedikit gembira karena pemerintah daerah memiliki semangat yang sama agar ekonomi tetap tumbuh,” ungkap Achyar.
Mulai Membaik
Iklim usaha properti di Batam sudah membaik sejak 2017 karena adanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang efektif bahkan menjadi percontohan daerah lain, karena transparan dan bisa mendeteksi secara dini jika terjadi masalah.
Pada 2018, kalau pun ada penurunan lebih karena makro ekonomi Indonesia yang sedang tidak baik. Namun, pada 2019 karena pertumbuhan ekonomi membaik, maka perekonomian di Batam termasuk sektor properti kondisinya cukup positif.
“Tapi show must go on, dan kami terus berusaha apalagi makin banyak orang berkesadaran untuk membeli rumah. Kami harus sabar menunggu hingga daya beli kembali pulih,” ungkap Achyar.
Daya tahan anggota REI Batam juga cukup baik hingga saat ini, dimana tidak ada satu pun pengembang yang mengajukan restrukturisasi utang. Achyar berharap pengembang di Batam dapat lebih inovatif dan bertahan hingga krisis akibat pandemi ini berakhir.
“Tapi memang saat ini soal harga properti konsumen menjadi raja, karena permintaan lesu. Pengembang juga memberikan banyak kemudahan, namun tentunya tetap terukur sehingga tidak sampai merugi,” papar dia.
Sepanjang tahun ini, pengembang di Batam memilih untuk tidak meluncurkan proyek baru dan fokus pada proyek-proyek yang ada. Selain proyek-proyek rumah tapak, ada juga proyek apartemen dan mixed use dari pengembang nasional di Batam seperti Ciputra dan Agung Podomoro. (Teti Purwanti)
Sumber:
- Pemko Palangka Raya Terima 57 Sertifikat Fasilitas Umum dan Sosial
- Pemangkasan Izin Rangsang Properti
- Pemerintah Fokus Pulihkan Industri Pariwisata di 2021
- Masa Pandemi, Sektor Perbankan Sangat Membantu Pemulihan Industri Properti
- DPD REI Sumsel Targetkan 15.000 Rumah Untuk MBR di Tahun 2021