INFO DPD REI

Ajak Perusahaan Property Kalbar Manfaatkan Pasar Modal Sebagai Sumber Pendanaan

Administrator | Kamis, 15 Oktober 2020 - 13:43:52 WIB | dibaca: 439 pembaca

Foto: Istimewa

Memasuki Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalbar selama Oktober 2020 ini. Bursa Efek Indonesia (IDX) bersama DPD Real Estate Indonesia (REI) Kalimantan Barat menggelar Workshop Go Public 2020 secara online Rabu, 7 Oktober 2020.

Mengangkat tema "Strategi Pendanaan dan Pengembangan Bisnis Property di Era New Normal Melalui Pasar Modal". Go public Webinar bersama REI Kalbar ini mengajak perusahaan property di Kalimantan Barat agar memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan.

Kepala Unit PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Mita Dwijayanti menuturkan satu di antara alternatif pendanaan dapat dilakukan melalui pasar modal dengan melibatkan investor publik.

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.

Berdasarkan data Indonesia Stock Exchange (IDX) 30 September 2020, potret pasar modal Indonesia sendiri untuk total perusahaan tercatat sebanyak 709 saham dan 127 Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS).

"Jika saat ini kita berbicara tentang sumber pendanaan, tentu yang kita kenal adalah perbankan serta owner, baik sipemiliknya sendiri ataupun keluarga dan rekanan. Masih banyak perusahaan yang menggunakan sumber dana seperti itu," terangnya, Rabu 7 Oktober 2020.

Lebih lanjut, Mita menjelaskan melalui pasar modal, dapat dikatakan sebagai sumber pendanaan yang cukup murah. Dikarenakan untuk saham sendiri, akses pendanaannya lebih luas dan tidak terbatas.

"Karena sekali bapak dan ibu tercatat sahamnya, serta dikemudian hari membutuhkan tambahan sumber pendanaan. Tidak hanya dana yang pertama kali didapatkan dari Initial Public Offering (IPO) saja, yang dapat digunakan," tuturnya.

"Namun selanjutnya, juga dapat melakukan corporate action dalam mendapatkan dana segar lagi, baik itu melalui right issue, atau private placement, yakni Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau disingkat (PMTHMETD). Itu juga menjadi opsi sumber pendanaan yang bisa dilakukan," tambahnya.

Sementara di perbankan, menurut Mita harus memperhatikan serta memastikan bahwa ratio keuangannya masih memenuhi persyaratan dan paling utama adalah harus memiliki aset jaminan.

"Dengan sumber pendanaan melalui pasar modal, yakni penawaran umun surat utang (obligasi) "pinjam publik" dan saham "ajak publik", dapat dijadikan sebagai alternatif. Tanpa perlu ada jaminan ataupun aset. Terpenting adalah kepercayaan atas kinerja yang kita tunjukkan kepada investor," ungkapnya.

Ada banyak manfaat yang didapatkan dari Go Publik, seperti pendanaan tanpa batas, meningkatkan citra perusahaan, likuiditas untuk pemilik, karyawan dan investor, ciptakan kemandirian perusahaan dan lain sebagainya. Sehingga sangat disarankan agar perusahaan dapat menggunakan layanan Go Public ini.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Panin Sekuritas, Prama Nugraha membagikan kiat-kiat persiapan untuk IPO, di mana pasar modal sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan.

"Proses pertama adalah persiapan IPO, mulai dari menetapkan tujuan IPO hingga dokumentasi pendaftaran Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Bursa dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selanjutnya, pendaftaran pencatatan efek di BEI, meliputi mini expose sampai dengan persetujuan prinsip pencatatan efek bersifat ekuitas," jelasnya.

Prama pun menambahkan, untuk proses berikutnya adalah pernyataan pendaftaran ke OJK, yakni evaluasi dokumen aspek hukum, akuntansi dan keterbukaan, kemudian sampailah kepada ijin publikasi dari OJK (Pra Efektif).

Kemudian penentuan struktur IPO, mulai dari publikasi prospektus ringkas sampai dengan pernyataan efektif dari OJK.

"Terakhir adalah IPO dan listing, yaitu publikasi informasi tambahan, penawaran umum perdana hingga pencatatan (listing) di Bursa Efek," terangnya.

Selain itu, Kepala Divisi Sekertaris Perusahaan, Manajemen Proyek dan Manajemen Risiko PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Rasmi Maryda Ramyakim menjelaskan terkait layanan jasa KSEI di Pasar Modal Indonesia.

KSEI merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di Pasar Modal Indonesia yang menyediakan layanan jasa Kustodian sentral dan penyelesaian transaksi Efek yang teratur wajar, dan efisien, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

KSEI sendiri telah menyiapkan sistem yang handal dan aman yaitu C-BEST (The Central Depository and Book-Entry Settlement System) dan sistem pengelolaan investasi terpadu (S-Invest).

Rasmi menuturkan, layanan yang diberikan oleh KSEI adalah jasa pengelolaan aset, jasa kustodian sentral, penyelesaian transaksi. Kemudian aksi korporasi, penyedia infrastruktur investasi serta jasa lainnya.

"Penyimpanan Efek, jadi apabila nanti berencana untuk melakukan IPO, maka Efek nantinya akan terdaftar di Bursa dan KSEI. Serta akan ada pelaporan-pelaporan yang disampaikan sesuai dengan aturan OJK dan Bursa Efek Indonesia," imbuhnya.

Direktur Utama PT Puri Global Sukses Tbk, Eko Saputro Wijaya turut membagikan pengalamannya suksesnya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mencatatkan sahamnya, dengan kode PURI.

Dalam aksi korporasi ini, PURI menunjuk PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) selaku penjamin pelaksana emisi efek.

Puri Global Sukses merupakan pengembang properti di Batam yang saat ini memiliki berbagai proyek, seperti The Monde Residence, The Monde Signature dan Permata Residences.

"Untuk latar belakang dari kesuksesan IPO ini adalah tim manajemen yang solid dan profesional. Kemudian, pemilihan lead underwriter yang tepat serta profesi penunjang yang profesional dibidangnya," katanya.

Berdasarkan data dari IDX hingga saat ini, sudah ada 46 perusahaan tercatat (emiten baru) yang memanfaatkan pasar modal sebagai pendanaan untuk pengembangan bisnisnya, jumlah ini sudah melebihi dari taget sebanyak 35 emiten baru di tahun 2020.

Sumber: